Ngomongin soal prospopeia saya malah jadi inget hal lain. Blog mengenai
perkembangan anak. Yups, beberapa orang tua berinisiatif untuk
mendokumentasikan perkembangan anaknya mulai dari masa si ibu mengandung sampe
pasca melahirkan. Terkadang mereka memilih tehnik prospopeia. Si ibu menuturkan
perkembangan putra-putrinya lewat sudut pandang si anak.
Yah jujur awalnya ngerasa heran, ngapain juga mak-mak menuliskan sesuatu
tentang seseorang yang belom tentu bakal ngurusin blog itu klo udah gede
nantinya.
Tapi pandangan itu sedikit demi sedikit sirna pas saya ngeliat blog
mak-mak yang menuliskan perkembangan anaknya mulai dari saat anak itu belum
mengenal apa itu blog.
Awalnya sih saya takjub baca blog mak gaul baru, seseorang yang secara profil jauh dari kesan
motherly tiba-tiba bisa jadi ibu yang perhatian, walaupun sisa-sisa
jumpalitannya masih terserak di sana-sini. Bahasa tuturnya yang apa adanya,
excited khas ibu baru, dan pengetahuan kecil-kecilan soal perkembangan bayi yang
mereka-mereka bagi bikin saya memutuskan untuk membaca blog ini dari awal
(wlopun kesini-kesini mulai ketebak). Sense of curiosity mulai memudar, bahasa
kerennya.
Terus apa dong sisi menarik blog perkembangan anak model begini? Toh secara
isi nyaris sama. Nggak jauh-jauh dari proses perkembangan bayi mulai dari
perkembangan awal sampe bisa jumpalitan. Biasa buat sebagian orang, tapi proses
inilah yang ngga ternilai buat para orang tua. Tuturan tulus yang nggak kebeli.
Mungkin rasa sentimental itulah yang buat saya sampe rela repot-repot baca
tulisan mak-mak dari awal
Ketika saya selse baca blog soal anak, saya nyampe pada satu kesimpulan. Mungkin
mereka kelak belom tentu ngisi diary perkembangan mereka sendiri nantinya, tapi
setidaknya, tulisan ini bisa jadi dokumen berharga, setidaknya untuk yang
nulis.