Thursday, February 28, 2013

Blog: sebuah publisitas personal




Beruntung google menyediakan google books. Buat saya yang ngga pernah baca buku, google book bisa buat saya jadi sosok yang keliatan demen baca (yah walopun sepotong-sepotong). Maklumlah google book merupakan etalase bagi penerbit atau penulis pamer karya. Klo tampilin semua gimana mereka mau jualan.

Pujian untuk google book untuk hari ini cukup sekian rasanya. Saya pengen mengulik sisi menarik dari sebagian isi buku Popular Culture in a Globalised India (tentu aja dari bagian yang ditampilin google book).

Saya akan fokus ke bab India Goes to blog Cyberspace, Identity, and Community hasil coretan Pramod K Nayar. Terus terang bahasa yang dipake Nayar cukup rumit buat saya yang inggrisnya pas-pasan begini. Saya sendiri baru paham ternyata di dunia cipataan tuhan ini ada istilah prosopopeia (bertutur lewat subjek atau objek lain, jadi inget tuturan khas mamak ketol dech, ngomong-ngomong gaya tullisan mamak ketol prosopopeia bukan ya wkwkwkwkkwkw) Namun klo disimak isinya sih nggak rumit-rumit amat.
Dari tulisan itu, saya tangkep (ga tau hasil tangkepan orang laen) bahwa blog pada dasarnya adalah publikasi privat seorang blogger. Istilah privat disini nggak sesempit apa yang dipikirkan celah otak saya, privat, bukan berarti SELALU ranah privasi yang diumbar, tapi bisa berarti opini pribadi tentang situasi sosial masyarakat misalnya.   Dan disinilah menariknya (agak ngelantur dari isi buku kayaknya). Blog menjadi sarana seseorang menyuarakan pendapatnya tentang kejadian di suatu lingkungan. Pro-kontra dan kedewasaan sepertinya jadi menu harian. Bahkan di blog kroyokan, saya bisa ngeliat dan ngalamin sendiri, bahwa komentar bisa lebih banyak dari viewernya. Dan bahkan buat saya komentar ini lebih menarik daripada isi tulisan yang dibuat. Terkadang dari komentar inilah muncul celetukan-celetukan segar yang bisa menyegarkan suasana.
Masih terkait ranah privat, dalam buku ini ditulis fakta menarik tentang diary blog, aka blog curahan hati. Mau nggak mau blog pribadi (atau bukan) terpengaruh orang sisi pribadi. Sisi personal ini cukup identik dengan perempuan. Faktanya, di India, menurut buku ini 76% blogger di India tahun 2006 kebanyakan laki-laki dengan rentang usia 25-35   tahun (data yang cukup lama sebenernya). Terlepas dari data yang sudah lama, aktaualisasi diri tidak mengenal jenis kelamin rupanya. Isi blog mereka apa aja? Mulai dari profil jalan-jalan, makan-makan, review film dll, selama cakupannya pandangan personal, termasuk kegiatan curhat colongan kayaknya juga.
Yah namanya juga publisitas privat, diary blog, seprivat apapun, asal udah ditampilin, mau (gak yakin klo) nggak mau, kita pasti akan mendapatkan sesuatu. Nayar menyebutnya Augmentation, minimal orang lain bisa baca, terlepas bentuk responsnya). Syukur saya dibayar layak nulis blog (siapa sih yang kagak mau ekses begini, selama halal)
Boleh dibilang klo uda ditanggap, bisa jadi kita pengen orang tau tulisan kita. Dan bakal memberi tanggapan, setidaknya balik lagi mereka bakal baca, komen bisa jadi positif, pedes juga bisa (pengalaman pribadi). Klo ga mau ditanggapi share di diary pribadi aja.

Buku TERKADANG (walaupun tidak selalu) memberikan nuansa kedalaman yang berbeda dari artikel dunia maya. Hal ini juga saya tangkep dari tulisan ini, dari buku ini, saya baru ngeh, klo topik apapun bisa dijadikan subjek dalam blog. Kisah cinta misalnya, bisa jadi jualan. Buku ini merujuk blog sexy Indian bitch (kebeneran lagi insaf jadi blom niat buka, klo pembaca yang budiman pengen buka kasih tau saya wkwkwkkwkw), dalam blog ini orang bisa berbagi pengalaman cinta dan turunannya. Kebenaran buku ini ngebahas  soal pengalaman seorang wanita yang tertarik pada dua pria dalam rentang waktu yang sama, Dengan kombinasi bebagai pengalaman penulis blog ini dan komentar yang terbentuk, Blog ini kemudian menjadi tempat berbagi cerita cinta, kehidupan, dan hasrat seksual dalam berbagai bentuk yang terkadang diluar akal saya (berani bikin komen begini padahal blom baca wkwkwkwkkw). Nayar bilangnya out-law. Mungkin juga ada yang menghakimi, mendukung, atau netral. Sekali lagi asam manis sebuah kontroversi (walaupun tidak diniatkan untuk memancing kontroversi).
Dengan teknologi, semua tampak semakin personal. Hape, jaringan internet, opini.   Bahkan tema suatu tulisan-pun bisa jadi personal sifatnya. Bahasa kerennya apparageist (inilah yang saya maksud istilahnya rada jelimet pada awalnya).
Ngomong-ngomong saya kok ngerasa tulisan saya hari ini agak kurang fokus ya? Whatever yang penting publisitas privat. 

Saturday, February 9, 2013

Bisakah Popularitas Sebuah Blog Mencerminkan Budaya Suatu Negara?



Sebenernya pertanyaan ini terlalu bombastis untuk ditanyain. Sebelum menjawab pertanyaan ini, ada beberapa pertanyaan mendasar yang harus dipertanyakan lebih dulu. Dalam suatu negara, seberapa baik sih koneksi internet dan berapa persen populasi yang melek internet di negara tersebut.  Klo persentase yang melek internet lebih kecil dari populasi suatu negara, bisa aja berarti popularitasnya memang bersifat ekslusif
Terlepas dari faktor teknis jaringan internet, saya sendiri cukup takjub ketika membaca 100 blog terlaris Filipina versi Pinoy Money Talk tahun 2011 (data yang sudah rada ketinggalan semestinya). Di posisi pertama bukanlah blog Fashion dan genre sejenis (saya kecewa wkwkwkwk), melainkan blog tinju http://philboxing.com, dengan unique visitors 27,780 page views 4,03 minutes on site 5,82 dan bounce rate 49,2%. Saya pribadi bukanlah petugas statistik yang cukup lihai membaca angka-angka ini (bilang aja ga paham ga usah lebay begitu wkwkwkwkw).  Unique visitor sebenernya sih masih kalah jauhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh dari rickey.org yang ngebahas hiburan ajang pencarian bakat macam the idol sama the voice franchise. Dari segi user dan minute on site-nya juga rasanya masih kalah sama   http://sesantos.com.ph/ blog anti-cyber bullying advocate (menarik nich). Bouce rate? Juga masih kalah sama chikamuna.com. untuk situs yang satu ini saya ga tau banyak (emang yang sebelumnya tahu?). tapi klo dilihat dari judul-judul tulisannya sih kayak semacam opini penulis tentang kejadian menarik yang diamatinya, yah semacam gado-gado catatan ringan begitu dech ada soal musik, miss universe, swimsuit scandal (yang ini heran kok ya kebaca aja judulnya sama saya wkkwkwkwk) dan Manny Pacquiao
Ngomong-ngomong soal Pacman, saya jadi sadar hubungan antara blog yang nangkring di urutan nomor satu tadi sama Pacman. Yups, terlepas (lagi) dari angka-angka diatas, mungkin popularitas tinjulah yang menempatkan philboxing nangkring di posisi pertama. Dari buku berjudul Philippines yang ditulis Chris Rowthorn dan Greg Bloom, setidaknya saya sadar betapa kuatnya inspirasi seorang Manny
When super-featherweight fighter Manny Pacquiao takes the ring, the entire country comes to a standstill (p44)
Dari buku Secondary Sports Assemblies: 40 Sport-Themed Assemblies To Inspire And Engage besutan Brian Radcliffe diperoleh data bahwa saat Pacman bertanding, presentase tingkat kriminalitas di Filipina nyaris menyentuh titik 0 karena semua orang pada nonton (mau komen ga enak wkwkwkkwkw). Bahasa sederhana-nya Manny jadi pahlawan nasional. Blognya pun punya bouce rate diatas 79% ga jelek-jelek amat (klo ga bisa dibilang bagus, karena kisaran rata-rata bounce rate blog terlaris di sana sekitar 50-60 persenan
Saya sendiri belum dapet (baca males nyari) data soal hubungan kemenangan Pacquiao dengan meningkatnya jumlah petinju atau sasana tinju di Filipina. Klopun ada berarti prestasi seseorang di luar negaranya mempengaruhi sebagian orang untuk menjadi seperti idolanya. Sekian dan tararengkyu. (gambar nyomot dari guardian.co.uk)

Friday, February 8, 2013

Don't Judge Body from its Shape?





Fokus, itulah konsep hal menarik yang saya pelajari dari dunia per-blog-an di jagad raya ini (lebay). Yah tapi itulah kenyataannya paling tidak menurut saya. Katie Freiling fokus tentang memotivasi seseorang misalnya. Bukan sekedar omong doang, tapi dia membuktikan apa yang dikatakannya (belom gue banget). Selain motivasi, tentu masih banyak blog dengan tema-tema yang kuat. Kebetulan sih dari hasil selancar di dunia maya saya sering nemu blog fashion, herbal, olahraga ma musik (khusus yang saya sebut pertama bawaan lahir).
Dari hasil berlayar juga, ternyata saya menemukan blog yang unik bin ajaib, blog yang ngebahas bentuk badan. Inti blog ini sih, kita diajak untuk tetap percaya diri apapun keadaan kita. Terima bentuk badanmu apa uadanya (termasuk saya kurus red). Kualitas seseorang tidak (selalu) ditentukan sama atribut fisik. Christina Aguilera (foto nyomot disini) yang rada gemuk tetep cantik kan (yang kurus gimana ya?) Nyomot kata temen saya, Tuhan aja melihat manusia dari imannya, bukan dari atribut duniawi (pribadi ngerasa kesindir, berarti blom beriman wkwkwkw). Tapi kenapa manusia demen melihat sesuatu dari atribut dunia kayak gitu? karena kita masih tinggal dibumi jadi harap dimaklumi (ngeles wkwkwkw), maklum lah, saya masih diskriminatif (ups malah nglantur, buktinya masih melihat seseorang dari tingkat kebeningannya wkwkwkkwk).
Satu hal yang menarik dari blog theplumpinay adalah salah satu slogan (padahal kayaknya bukan) yang sekaligus merupakan rangkuman ocehan saya tadi, kebeneran juga tulisannya gede-gede juga hurufnya FAT MEANS FAT, NOTHING LESS NOTHING MORE.
Seperti judulnya isi blog ini juga seserhana itu. Tapi anehnya blog ini ada aja yang dibahas. Selidik punya selidik (sekilas aja sih karena lagi males baca serius), ternyata selain artikel mereka juga menyertakan trend fashion dan juga menjual pernak-pernik seperti kalung clay bertuliskan plump. Lah kok ga jauh-jauh bahas yang bening sih (bawaan dari sononya sih kayaknya). Sekian untuk pembahasan blog hari ini. Salam suam-suam kuku (halah)  

Thursday, February 7, 2013

Twitter dalam kolong sejarah


Ternyata saya ini rada kurang gaul soal dunia sosial Media. Terus terang saya rada kaget baca  uraian di buku  Bloggerati, Twitterati: How Blogs and Twitter are Transforming Popular Culture tentang the power of twitter di sebuah Negara. Pada tahun 2011, twitter menjadi ujung tombak pemberitaan saat terjadi protes terkait kepemimpinan dan Pemerintahan Iran, Libya dan Mesir. Bahkan konon twitter nyumbang nama pergerakan disana. Ada-ada aja denger nama twitter revolution. Dari peristiwa itu, saya rada ngeh dengan personal journalism (istilah asal nyomot aja dari kepala).

Emang sih citizen journalism bukan lagi hal yang aneh, Cuma baru sadar aja ternyata twitter bisa menuliskan namanya di kolong sejarah. 

Monday, February 4, 2013

What do they share in their blog?




Berhubung waktu lagi rada luang, saya-pun berselancar ke dunia maya cari inspirasi, siapa tau dapet ide sumber dana halal dari internet (amin). Lagi-lagi saya tersepona dengan Dr. Youna kim (kaya nama artis korea wkkwkwkkw. foto dibawah kayaknya bukan Kim yang dimaksud dech, maklum jumlah Kim di Korea 400 rebu lebih). Beliau ini ngasih tau saya tentang beragamnya tema personal blog. Dari yang (keliatannya) sekedar curhat colongan ala diary sampe tips kecantikan yang kadang nggak cocok sama selera saya (heloooooo, sejak kapan saya pake make up).

Disinilah saya baru sadar (sebelumnya amnesia berarti), bahwa uniqueness sama creativity berpadu dengan cara penyampaian yang luwes binti memikat bisa jadi kunci sukses laku tidaknya sebuah blog (jualan kaleeeee).

Tapi blog memang persoalan jualan (terkadang), walaupun tidak selalu menyangkut fulus. Katie Freiling  contohnya. Miss Katie itu mendiskripsikan dirinya sebagai  Internet entrepreneur, coach, speaker, visionary and global shift leader. At least from her tagline she is damn visionary, visioner parah. Let’s check up her profile dech. Kita bakalan disuguhi cerita inspiratif. Kisah jatuh bangun dan akhirnya mencapai keseimbangan seperti sekarang.

Tapi hal yang menarik dari Kattie buat saya bukan sekedar cerita inspiratifnya, tapi bagaimana cara Katie membagi inspirasi lewat kata-katanya. Let’s check up videonya yang berjudul How to "Overcome" Feeling Overwhelmed. Bahasa sederhananya adalah gimana cara menaklukan perasaan atau ide yang meluap-luap, terutama saat melihat jutaan peluang menarik di depan mata (sebenarnya peluang memang banyak, Cuma sebagian dari kita aja yang butuh lebih membuka diri untuk cari tau).
Berhubung saya belum sejago Katie dalam menjelaskan saya sampein intinya (menurut versi saya). Intinya ketika energi kita menbuncah, Kattie menekankan kita-kita untuk fokus pada satu titik, prioritas (4:10-an kira-kira). Klo kita dikejar banyak kerjaan, ya just stay focus on one priority.

Secara kontekstual, apa yang disampaikan neng Katie, nggak jauh beda sama aa gym, via 3M-nya mulai dari sekarang, mulai dari hal-hal yang kecil, dan mulai dari diri-sendiri. Walaupun redaksi-nya kagak sama intinya ya stay fokus tadi (saya kebeneran belom gape). Kedua-nya particularly inspiring, dan sederhana, semua orang bisa bilang begitu.

Sederhana itulah kuncinya sebenernya sih. Simplicity sometimes means complicated. Mereka berdua menyampaikan hal sederhana dengan gaya yang khas.
Dan itulah yang saya bilang jualan tadi. Saya akan coba fokus ke miss Katie, karena Mr. AA uda pada paam (langsung dipraktekin fokusnya wkwkwkkw). Pertama kita liat dari judulnya dulu dech How to "Overcome" Feeling Overwhelmed, dua over jadi judul yang mencolok mata, bunyi overcome sama overwhelmed yang mirip bikin orang jadi pengen nonton. Kedua adalah bahasa tubuh dan cara bicara Katie yang enak didengar. Walaupun gaya bicaranya terdengar cepat, tapi bahasa yang dipake sederhana, teratur, tertata rapi dan terdengar percaya diri mulai dari pembukaan, isi, sampe penutup
Yang nggak boleh dilupa adalah gesture-nya. Misalnya saat Katie menjelaskan soal banyaknya pekerjaan yang harus dia “ambil”, maka tangannya-pun ikut bergerak seolah-olah ia juga mengambil pekerjaan itu. Buat saya gerakan tangan itu memberi kesan empatis. She knows us. She involves in our work
Pada menit 6:29-an Katie menjentikan jari sambil mengatakan refocus and reframing. Tindakan itu bukan tanpa maksud loch. Dengan menjentikan jari, secara tidak langsung, Katie seakan mau bilang  mari kita fokus yuk.

Pada saat mengakhiri tuturan, Katie tidak lupa menyampaikan salam penutup ala masyarakat Thai yang sering disebut wai, secara psikologis (buat yang ngarti), gesture model sembah ala Indonesia itu merupakan ekspresi kesopanan. Katie menghargai KITA sebagai Penonton video-nya (ya iyah klo bukan kita saha yang nonton). foto bawah nyomot dari http://thethailandlife.com/

Selesai? ternyata belom, coba deh perhatiin warna baju yang dia pake. Yups warna ungu, adalah lambang ketenangan dan spiritualisme. jadi secara gak langsung kita ikut merasakan pancaran ketenangan lewat warna baju yang Kattie kenakan

Apa yang kita dapet dari neng Katie, selain kecantikannya tentu aja (tetep ya), apa yang ia sampekan ternyata TERKONSEP dan terfokus. Resep yang sama MEMANG tidak selalu memberikan hasil yang sama, namun setidaknya resep yang baik, jika diikuti dengan BAIK, bisa menjadikan manusia lebih BAIK.

What they share in their blog?




Dalam buku yang diedit Dr. Youna Kim Women and the Media in Asia: The Precarious Self, sekilas saya mendapatkan gambaran tentang bagaimana perempuan muda Asia menampilkan citra diri lewat blog yang mereka kelola. Entah mereka yang berbagi tips tentang cara berdandan atau melaporkan petualangan masing-masing dengan bahasa sehari-hari.

Sekilas juga dari tulisan buku tersebut memang tidak jauh-jauh dari feminisme atau apalah orang menyebutnya. Setidaknya kesan itu yang saya tangkap dari deskripsi buku tersebut mengenai pemilik blog Xiaxue, Wendy Cheng. Dideskripsikan bahwa makin kesini Wendy makin bening menurut mata saya. Transformasi yang berjalan perlahan namun pasti mulai dari mempercantik bentuk hidung hingga pemutihan gigi membuat saya makin girang bukan kepalang, sepertinya. Deskripsi yang cukup meyakinkan itu bikin saya penasaran. Saya-pun meluncur dengan elegan ke http://xiaxue.blogspot.com untuk membuktikan hasil ketikan Dr. Youna Kim (klo memang beliau yang mengetik sih).

Taraaaaaaaa, ternyata hasilnya memang nggak mengecewakan SAYA. Terlepas dari itu feminisme, produk industri atawa bla-bla-bla, saya mengapresiasi hasil kerja keras Wendy (yah klo fisiknya sih ga usah ditanya). transformasi dan narasi yang bergaya diary telah menginspirasi jutaan orang sepertinya untuk tampil cantik titik (tapi opini masih lanjut).  Seperti juga transformasi kecantikannya, SEPERTINYA, usaha Wendy dalam menginspirasi orang lain juga membutuhkan proses panjang. Maklumlah era blog kan baru rame belakangan kurang lebih lima sampai sepuluh tahun kebelakang lah (data ga valid wkwkwkw). Tapi wendy udah merintis blognya sejak 2003, mulai dari berbagi laporan sehari-hari sampai berkembang jadi tips mempercantik diri dll, dst, dkk  (lupa bilang klo gambar nyomot dari punya orang wkwkwkkw) 

Say Cheese in front of Camera


Jaman serba narsis begini, rasanya jarang ada orang yang nggak gitu doyan difoto. Konon pose yang lagi ngetrend sekarang adalah pose gelembungin pipi sambil monyong-monyong. Setidaknya pose itulah yang sering dipamerin sama anggota AKB 48.
Walaupun begitu rasanya pose say cheese masih tetep hijau (maksa evergreen). Setidaknya tanya aja sama tukang poto.  Ketika fotografer mengatakan keju maka serempak kita akan pamer barisan gigi yang kecil-kecil bak biji ketimun, terkadang disertai bonus bau naga. Dengan mengatakan cheese, bibir-pun secara otomatis akan ikut melebar mengikuti konstruksi gigi.
Konon ungkapan model cheese begini setidaknya sudah muncul sekitar 1910an di Amerika Serikat. Ungkapan cheese it kurang lebih berarti mencairkan suasana (kagak nyambung ya?). lebih gak nyambung lagi sama kata cut the cheese, yang artinya buang angin
Cheese model fotografer sendiri muncul sekitar tahun 1943. Saat itu majalah terbitan Texas Big Spring Daily Herald, menurunkan artikel berjudul To Put On A Smile? Here's How: Say 'Cheese'. Saat itu duta besar Joseph E. Davies memamerkan senyum di depan media. Konon Herald mendapatkan resep senyum menawan tersebut dari Roosevelt. Nih presiden apa linguis sih, bisa-bisanya ngenalin metode senyum menawan
Ternyata bukan cuma orang amrik doang yang punya cara mengundang senyum subjek fotografinya, coba deh tanya fotografer dari berbagai negara, pasti mereka punya cara sendiri (klo udah tau jawabannya kasih tau ya).
Sembari pembaca yang budiman nanya (ceileh budiman), mari kita lihat beberapa contohnya. Uniknya beberapa Negara memilih kata yang bersanding makna dengan kata keju, yang jelas dengan bahasa masing-masing. Turki, India sama Republik Ceska contohnya memakai kata  Peynir, Paneer dan syr yang berarti keju untuk meminta seseorang tersenyum saat difoto. Yah walaupun mulut nggak melebar selayaknya waktu bilang cheese, setidaknya vokal I menghasilkan bentuk anatomi bibir yang mirip lah. Yang rada nggak masuk akal (diotak saya) adalah fotografer Israel yang meminta subjek fotografinya tersenyum menggunakan kata Tagid Gvina yang berarti juga keju juga. Terlepas dari kagak tau cara pengucapannya, kalau saat ngucapin kata itu berdasarkan anatomi mulut saya jadinya malah mangap-mangap.
Ternyata bukan cuman keju doang loh yang dipake buat ngajak orang senyum. Masyarakat Bulgaria memilih kata zele yang berarti kubis, Jerman dengan spagetinya, Swedia dengan omeletnya. Korea dengan kimchi-nya, masyarakat dari Amerika latin dengan wiskinya. Denmark dengan “Sig 'appelsin'" yang berarti Jeruk. Baru tau klo orang Denmark nyebut apel itu Jeruk.  Masyarakat Spanyol dengan decid patata (kentang). Busyet dach gegares semua yak. Gak juga sih orang perancis malah memilih kata ouistiti yang berarti marmoset, sejenis primata gitu. Eits itu mah belom seberapa. Di Nigeria malah nyuruh orang supaya senyum di depan kamera pake kata Ode yang berarti Bego lu. Ini mo ngajak berantem apa senyum. 
Selain say cheese, fotografer punya cara lain untuk meminta subjek fotonya, terutama anak-anak, untuk mantengin kamera yaitu dengan mengatakan watch the birdie.  Kenapa harus burung kecil? Ya mungkin karena anak-anak bakal betah mantengin burung kecil yang berkeciap kalee. Di amrik frase begini udah rada out of date. Fotografer lebih suka nyebut satu, dua, tiga bilang keju karena lebih praktis. Walaupun begitu fotografer Spanyol dan Serbia  masih setia dengan kata see the birdie, tentunya dengan bahasa masing-masing. "mirar al pajarito di Spanyol dan птичица di Serbia (kagak tau cara bacanya)
Dari tadi ngelantur mulu cerita dari amrik sampe Nigeria. Klo Indonesia apaan coba? Haduh selama jadi warga Negara Indonesia Raya saya malah belom tau hehehe. Ya udah siapa yang udah tau silakan jawab. Ntar bisa menikmati lagu di bawah ini 
Maeda Ami foto bareng sapa ya? (lh3.googleusercontent.com)
memamerkan senyum di depan media. Konon Herald mendapatkan resep senyum menawan tersebut dari Roosevelt. Nih presiden apa linguis sih, bisa-bisanya ngenalin metode senyum menawan

yang berarti Jeruk. Baru tau klo orang Denmark nyebut apel itu Jeruk.  Masyarakat Spanyol dengan decid patata (kentang). Busyet dach gegares semua yak. Gak juga sih orang perancis malah memilih kata ouistiti yang berarti marmoset, sejenis primata gitu. Eits itu mah belom seberapa. Di Nigeria malah nyuruh orang supaya senyum di depan kamera pake kata Ode yang berarti Bego lu. Ini mo ngajak berantem apa senyum.