Friday, December 20, 2013

Lakers dan Point Guard


Gaya permainan Lakers saat ini tidak jauh dari prediksi pengamat NBA di awal musim. Mereka bermain sesuai gaya Mike D’antoni yang mengandalkan permainan cepat dengan umpan-umpan langsung dan diakhiri dengan sentuhan tembakan dua atau tiga angka. Gaya ini terlihat dari chart Lakers musim ini yang mengandalkan Shawne Williams, Weshley Johnson, Nick Young, Xavier Henry, Jordie Meeks, Steve Blake, Jordan Farmar, serta Steve Nash. Mereka semua dikenal dengan tembakan tiga angka diatas 30 persen. Jangan lupakan juga Kobe Bryant yang juga cukup piawai mengeksekusi tembakan tiga angka.
Johnson, Farmar, Meeks, Hill, dan Henry

Kunci permainan cepat D’antoni ada pada point guard lincah dan visioner yang bukan hanya mampu memberikan umpan cepat dan akurat tetapi juga mampu menusuk ke paint area untuk mencetak angka atau menarik guard lawan sehingga membuka ruang bagi para shooter untuk menembak (pick and roll play). Kriteria ini dimiliki oleh ketiga guard Lakers saat ini, Steve Nash, Steve Blake, dan Jordan Farmar.
Saat masih bermain untuk Phoenix Sun, Nash terkenal dengan umpan-umpan ajaibnya. Rataan assistnya mencapai 11 umpan per pertandingan. Alasan inilah yang membuat Lakers menariknya dari Phoenix beberapa musim lalu. Namun kebugaran fisik yang menurun membuat Nash belum mampu menunjukan potensi terbaiknya di Lakers.
pick and roll ala Steve Nash

Faktor cedera Nash justru menjadi berkah tersendiri bagi Steve Blake. Blake kini menjelma menjadi pencetak assist produktif saat ini,  dengan rata-rata delapan hingga sebelas assist per pertandingan. Umpan cepatnya lebih banyak berbuah assist saat ini karena pemain lain memiliki gaya bermain lebih praktis, begitu menerima umpan mereka langsung menembak atau mengoperkan bola terlebih dulu pada pemain yang memiliki posisi tembak lebih terbuka.
Permainan Blake terjaga dengan baik, karena Jordan Farmar mampu menjadi deputi yang baik. Saat Blake harus mengisi tenaga yang terkuras karena permainan cepat, ketajaman umpan Lakers tidak berkurang. Farmar tidak hanya piawai mengirim umpan cepat tapi juga memberi assist di paint area pada Jordan Hill, terkadang Weshley Johnson, atau malah Jordie Meeks yang sekarang kerap melakukan lay up bahkan slam dunk.
Slam Dunks

Permainan cepat Lakers berpengaruh pada menurunnya poin Pau Gasol per pertandingan musim ini. Gasol sendiri bukan tipe forward yang mengandalkan kekuatan fisik dan tinggi tubuh untuk mencetak angka. Poin Gasol di paint area kebanyakan tercipta dari kejeliannya mengecoh forward lawan yang biasanya berpostur lebih kokoh dari Gasol, dan untuk mengecoh diperlukan waktu tiga hingga lima detik di bawah jaring. Gaya ini dianggap sedikit membuang waktu  pada sistem permainan D’antoni. Sekarang Gasol lebih banyak menciptakan peluang lewat tembakan perimeter, dan akurasinya tidak selalu bagus. Dan kalaupun berusaha mencetak angka dengan gayanya, usaha Gasol kerap tidak berhasil karena Gasol hanya punya waktu satu sampai tiga detik untuk menembak atau mengoper bola pada pemain lain. Saat memilih mengoper, jika tidak langsung diberikan pada pemain lain, umpan Gasol terkadang dapat dibaca lawan, dan akhirnya menjadi turn over. 
Berkebalikan dengan Gasol, potensi Jordan Hill justru berkembang. Hill merupakan tipe pemain yang mencetak angka setelah mendapatkan offensive rebound. Potensi offensive rebound Lakers sendiri terbilang cukup besar mengingat Lakers bermain dengan mengandalkan tembakan dua atau tiga angka.
Jordan Hill

Sistem permainan D’antoni mulai buyar ketika Farmar mulai cedera. Dengan waktu permainan yang lebih banyak dan tempo yang cepat, stamina Blake jelas terkuras, dan akhirnya berpengaruh pada penampilan Lakers. Henry sendiri kurang maksimal menjalankan perannya sebagai point guard karena posisi aslinya adalah swingman. Permainan Lakers makin menurun saat Blake juga cedera. Bryant yang baru kembali dari cedera tidak mampu membawa timnya meraih kemenangan di dua pertandingan awal bersama Lakers mengingat kebugarannya belum seratus persen pulih.
Bryant baru berhasil membawa Lakers meraih kemenangan pada pertandingan ketiganya. Itupun setelah D’antoni mulai mengubah sistem permainannya menjadi lebih lambat, dengan lebih banyak umpan antar pemain, dengan Bryant sebagai point guard-nya.
Efek dari gaya permainan ini tembakan tiga angka Lakers jauh menurun. Poin Gasol juga jauh meningkat, dari tiga belas poin per pertandingan menjadi hampir mencapai dua puluh poin, itupun dengan usaha tembakan yang lebih sering gagal masuk. Meningkatnya poin Gasol setali tiga uang dengan Kobe Bryant. Pada dua pertandingan terakhir Bryant mencetak 21 poin untuk Lakers. Sayang walaupun Bryant kerap menjadi mencetak angka terbanyak, keuletan dan kengototan Bryant dalam mencetak poin-poin sulit belum sepenuhnya terlihat.
duo Steve

Yang menarik dicermati sekarang adalah bagaimana permainan Lakers setelah Bryant dikabarkan harus menepi selama enam minggu akibat cedera. Apakah mereka akan memaksimalkan potensi Meeks atau Henry sebagai point guard atau malah mencari pemain baru? Beberapa minggu belakangan santer diberitakan bahwa Lakers akan menukar Gasol dengan Iman Shumpert dari New York Knick, guard cepat yang cocok dengan gaya D’antoni, tapi isu tersebut sempat mereda setelah Gasol kembali menunjukan performa yang meningkat.  Apakah sekarang isu ini kembali menghangat atau justru malah Luol Deng dari Chicago Bulls yang mendarat ke Staples Center?
Nggak tahu juga, tapi skenario kedatangan pemain baru ini akan berpengaruh pada gaya permainan Lakers. Jika Shumpert jadi ditukar dengan Gasol maka permainan Lakers akan lebih tajam di paint area, sumber mendulang poin yang kurang dieksplorasi Lakers musim ini, mengingat permainan Shrumpert cenderung mengandalkan drive dan slam dunk. Tembakan tiga angka Shumpert juga terbilang bagus, diatas 30 persen, cocok dengan gaya D’antoni. Dan jika Shumpert masuk maka posisi Gasol kemungkinan akan menjadi milik Shawne Williams atau Wesley Johnson.
Iman Shrumpert- Luol Deng

Lain lagi jika Luol Deng yang masuk. Defense Lakers akan lebih kokoh mengingat Deng adalah salah satu perimeter defensive player terbaik NBA saat ini, aset langka bagi Lakers yang sekarang lebih berorientasi menyerang, dan boleh dibilang hanya Weshley Johnson pemain Lakers yang memiliki kemampuan bertahan menonjol lewat blok-bloknya. Dari sisi mencetak angka, boleh dibilang Deng lebih unggul secara statistik dari Shrumpert. Deng memiliki rataan 16 poin per pertandingan sedang Shrumpet berkisar antara delapan hingga Sembilan poin. Hanya saja, Shumpert berpotensi sebagai point guard, walaupun posisi alaminya adalah swingman. Dari sisi aturan salary cap Shumpert juga dipandang jauh lebih masuk akal dibandingkan Luol Deng yang memiliki gaji 13,3 juta dolar
Kaman- Gasol

Dan kalau boleh memilih, saya secara pribadi justru melihat bahwa pemain yang berpeluang besar untuk ditukar adalah Chris Kaman. Pasalnya, dalam beberapa pertandingan terakhir pasca pulih dari cedera, Kaman justru jarang dimainkan. Posisinya sebagai center cadangan justru diambil alih oleh Robert Sacre atau Jordan Hill. Sacre boleh dibilang memiliki kemampuan menjaga pemain lebih menonjol dibanding Kaman atau bahkan Jordan Hill.
Ternyata berdasarkankan informasi terbaru, bukan Shumpert atau Luol Deng yang mendarat di Staples Center melainkan Kendall Marshal. Melihat posisinya sebagai point guard, besar kemungkinan Marshal akan diplot menjadi pengatur serangan Lakers seperti juga trio point guard Lakers yang sekarang sedang cedera. Dari segi statistik kemampuan assist dan tembakan tiga angkanya sesuai dengan pola permainan D'antoni dan yang lebih menarik lagi Marshal merupakan free agent sempat bermain di Phoneix Suns musim lalu, tim sampai saat ini masih bermain dengan cetak biru pick and roll, sistem yang ditanamkan D'antoni sejak melatih tim dari tahun 2003 hingga 2008. Terlepas ada atau tidaknya pemain baru yang nantinya akan bergabung lagi, Marshal 
diharapkan mampu meningkatkan penampilan Lakers yang saat ini memiliki rekor yang bisa dibilang kurang menjanjikan dengan 12 kali menang dan 13 kali kalah. 


Saturday, October 19, 2013

Pemantik Pelangi

Goblin <http://www.entertainmentearth.com>

Badan kurus, kulit coklat, mata hijau pucat, berambut ikal panjang terikat. Larinya cepat, secepat kancil yang nyaris tertangkap Pak Tani dalam dongeng Si Kancil.
Seperti juga Si Kancil, Dru memang berlari, tapi bukan karena mencuri. Ia justru berlari menghindari kejaran para para pemburu berbadan kekar. Pemburu yang ingin merebut pemantik dari tangan Dru. Iya, pemantik akan menemukan pemilik baru hanya dengan dua cara, direbut paksa atau diambil tanpa sepengetahuan pemilik sebelumnya. Pemantik ini memang bukan pemantik biasa. Pemantik ini dapat meminjam dan memedarkan tujuh warna, warna pelangi 
Saat ini, Dru tepat berada di ujung lorong berpenerang deretan neon. Badan dan tangan kanannya nyaris condong ke sisi luar. Sementara kakinya ada di dua sisi, kaki kanan sudah berada di luar, sementara satunya lagi masih tertinggal di sisi dalam lorong. Hanya beberapa sentimeter saja, kaki kirinya nyaris berhasil digapai tangan pemburu yang jatuh tengkurap akibat kehabisan nafas.
Untung saja, dengan sigap, Dru menjentikan pemantik untuk menghisap semua warna yang ada dalam lorong, begitu kaki kirinya nyaris tersentuh bonggol jari Mahisa.   
Dru akhirnya lolos dari sergapan para pemburu, walaupun mungkin hanya sementara. Lorong yang mendadak gelap setidaknya sedikit membantu. Badan kekar kelelahan Mahisa terbukti menjadi batu sandungan.  Beberapa pemburu lain yang serempak mengekor beberapa langkah di belakang Mahisa terjungkal oleh badan Mahisa yang besar. Umpatan para pemburu memberi sedikit tambahan waktu lagi bagi Dru untuk bernafas.

Fiuhhh, nyaris aja, coba terlambat beberapa langkah, bisa ditangkep rame-rame aku sama mereka
...
Dru dapat menarik nafas lega. Keputusannya memasuki lorong, tepat seperti yang ia rencanakan. Sayang Dru lupa memikirkan rencana setelah ia berhasil keluar dari lorong panjang. Kalau Dru menyalakan pemantiknya lagi, itu sama saja mengundang para pemburu itu untuk kembali menangkapnya. Kalau tak ia nyalakan, Dru sama sekali tidak bisa melihat sisi luar lorong yang kini sama gelapnya dengan sisi dalam.  

“Kayaknya lebih aman deh klo aku ngerangkak ke samping. Biasanya klo di luar lorong begini, samping kiri atau kanannya itu kan tanah miring, paling nggak bisa untuk gulingan ke bawah. Yah seenggaknya dicoba dulu deh” batin Dru.

Sisi kiri luar lorong memang landai seperti yang Dru pikirkan. Tapi ia tidak menduga kalau permukaan landai tersebut ternyata dilapisi kerikil. Ukurannya yang kecil dan ngga beraturan justru bikin sekujur badan Dru lecet saat harus berguling turun.
Eh ad…
Hampir saja keberadaan Dru diketahui pemburu, kalau saja ia nggak refleks menutup mulutnya sesaat sebelum kata uh keluar
.
Bener-bener kayak baca novel petualangan fantasi, ngebacanya sih seru, tapi ngalamin sendiri makasih deh.
Sesampainya dibawah, Dru memutuskan untuk berjalan sebentar, dipandu cahaya kuning bohlam yang terpasang diatas tiang-tiang besi. Nggak cukup terang sih emang, tapi cukuplah  untuk memandu Dru berjalan beberapa blok. Setelah dirasa cukup jauh, Dru mulai merasa cukup berani untuk menyalakan pemantik.

Kayaknya warna violet cukup ngebantu deh malem-malem begini. Cuma aku harus ati-ati nih, kalau lebih dari 2 menit bisa-bisa mereka nemuin aku lagi. 

Saat menjentikan pemantiknya enam kali, Dru mengingat-ingat lagi waktu dua menit yang mengubah hidupnya itu. 
Yups dua menit. Hanya dua menit kehidupan Dru berubah seketika. Dru tadinya adalah anak berusia 11 tahun biasa. Suka maen komputer sama maen-maen bareng temen-temen sekampungnya. Seneng-seneng kata Dru dan temen-temen seumurnya. Tapi jahil kata orang-orang yang lebih dewasa. Nyolong mangga, nyambitin ikan di empang, sampe ngagetin orang lewat pake petasan. Terserah sih mau milih istilah yang mana, maen-maen boleh jail juga boleh. Yang jelas petualangan Dru bermula dari niat yang sama, jail alias  maen-maen.
Awalnya Dru, Bathara, dan Sora cuma bosan dengan permainan yang itu-itu aja. Mereka pengen permainan baru yang seru. Tiba-tiba Dru teringat pemantik pamannya. Dru kemudian bercerita klo pamannya punya pemantik ajaib. Pemantik yang bisa menghasilkan tujuh warna pelangi. Jangankan anak-anak, orang dewasa sih juga takjub ngeliat yang beginian.
Tapi cerita tinggal cerita, siapa juga temen yang bakal percaya klo ngga ada buktinya. Niat Dru sih cuma mau minjem sebentar. Dru Cuma pengen ngebuktiin klo omongannya itu bener. Tapi dia tahu pamannya ngga bakal ngasih izin klo niatnya buat pamer begitu.  Dru pun minjem geretan sewaktu pamannya tertidur kecapekan sehabis dari luar kota. Walaupun niatnya cuma minjem sebentar, Dru udah melanggar aturan pertama, ngambil pemantik tanpa izin pemilik sebelumnya. Mau nggak mau Dru jadi pemilik pemantik berikutnya.
Bukan cuma itu, Dru juga melanggar peraturan kedua. Bersama temen-temennya, Dru udah menyalakan pemantik ini selama dua menit lebih sedikit dalam satu waktu. Awalnya Dru nggak percaya cerita pamannya itu. Masak sih cuma gara-gara pemantik gitu doang, pemilik pemantik dikejar-kejar sama penjahat buangan negeri pelangi. Yups pemilik dan bukan temen-teman si pemilik. Awalnya Dru sih percaya aja cerita pengantar tidur ini. Maklum pamannya biasa nyeritain cerita ini klo si kecil Dru belom bisa tidur 5-6 tahun lalu. Tapi sekarang Dru sudah cukup dewasa. Logikanya udah mulai ngerti mana khayalan dan mana kenyataan. Dan Dru memutuskan untuk percaya pilihan nomor dua.  Ceritanya nggak masuk akal. Eh klo emang nggak masuk akal, kenapa Dru harus percaya pemantik pelangi ya? Logikanya kan ngga ada pemantik yang bisa ngeluarin cahaya tujuh warna begitu? Jawabannya gampang, Dru pernah liat pemantik itu mengeluarkan tujuh warna, bukan cuma dia sendiri, tapi bareng pamannya, titik.
Dru inget banget kejadian dua menit itu. Dru, Bathara, dan Sora awalnya cuma ingin bermain sesuai rencana semula, ngeliat pemantik berganti cahaya sesuai urutan warna pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tapi rencana mereka berubah saat mereka tahu fungsi lain pemantik. Cahaya-cahaya itu bukan cuma bisa dilihat rupanya, bahkan dipegang dan diletakan ditelapak tangan. Mereka bertiga pun asyik bermain bermain tebak warna. Kira-kira apa warna cahaya yang ada di kepalan Sora misalnya, jika tebakan betul, maka penebak ganti memberi tebakan dan kalau jawaban salah, pemberi tebakan bisa memberi tebakan lebih lama. Ibarat menemukan mainan baru, mereka bertiga sampai lupa waktu.
Dru sedang memberi tebakan, saat semacam lubang ungu terbuka di udara. Ada semacam tarikan kuat dari dalam lubang yang menjambak kucir Dru dan membawanya masuk ke dalam.
Dru berusaha melawan tarikan, Namun semakin dilawan, tarikan justru makin kuat. Bathara dan Sora juga ikut membantu. Mereka berdua berusaha menarik kaki dan tangan Dru
Eh ayo tarik, jangan sampe lepas Sora
Ini juga udah ditarik Tara! Dru kamu juga jangan diem aja, ikut dorong badan kamu sendiri keluar apa gimana gitu kek
Ini juga udah begitu, klo aku uda bisa keluar aku ngga perlu minta tolong
“Eh aduh duh tuh kaki jangan ditarik-tarik gitu, sakit tau!” protes Dru pada Sora
Klo ngga ditarik gimana bisa kel…
Dari pandang mata Dru, leher Sora tampak tercekat. Kata uar seperti tertinggal di ujung leher atau setidaknya di ujung lidah. Tapi apa yang dilihat Dru ngga sepenuhnya benar. Dru bukannya melihat leher Sora tercekat, tapi dirinya sudah buru-buru terhisap, terhisap ruang hampa. Dru hanya bisa melayang, dan pingsan
Saat Sadar, Dru sudah berada di dalam dimensi antara. Ruang penghubung antara Bumi dan Negeri pelangi. Sebuah dimensi yang terlupakan. Dimensi tempat para pengacau negeri pelangi dicampakkan.
Dimensi gelap dengan banyak gua dan lorong, dengan penerang seadanya. Suasana yang membuat para pengacau makin merasa terkucilkan. Mereka akan tetap berada disana kecuali pemantik dijentikan diatas waktu yang ditentukan, Mereka berharap dapat mengambil pemantik pelangi agar bisa kembali ke negeri Peri Iris itu, berharap agar mereka dapat membalas perlakuan peri iris pada mereka.
...
Kisah Dru dalam lorong panjang sepertinya tak perlu diceritakan ulang ... 

Sunday, October 13, 2013

Beauty or the Beast: Rating, Media, dan Cerita Suka


Cinta rasanya jadi topik yang tidak pernah basi untuk dibahas. Cinta pada pencipta, pada sesama, bahkan mungkin pada diri sendiri ala koruptor misalnya. Dalam ranah fiksi, tema yang dianggap cukup populer memang cinta antara sepasang kekasih. Romansanya diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bermacam cita rasa: asam, manis, pedas, dan kadang pahit. Untuk saat ini, trend romansa sendiri cenderung seragam. Cinta yang terhalang tembok dan batu karang atau entah apa namanya.
Cara penyajiannya juga nyaris seragam. Awal suka, tengah terbentur cerita, akhir juga cuma dua, Tapi penggemar cerita ini biasanya menunggu akhir yang manis, indah pada waktunya.
Mendengar banyaknya cerita seperti ini, saya justru teringat   serial Beauty or Beast atau Bijo ka Yajuu atau Kiss or Fight (2003). Serial yang cukup usang memang, tapi ceritanya justru memberi penyegaran ditengah drama yang itu-itu saja
Serial ini bercerita soal seorang produser Takamiya Makoto yang diminta menaikkan kembali pamor divisi berita malam yang runtuh akibat prestasi televisi tetangga sebelah. Sebuah pekerjaan yang cukup menantang, mengingat etos para awak berita berada di titik paling rendah. Untuk meningkatkan kinerja divisi ini, dewan direksi tidak hanya mendatangkan produser baru, tapi juga karyawan baru, pindahan dari divisi hiburan Nagase Hiromi. Ceritanya menjadi menarik karena belasan tahun lalu keduanya ternyata pernah berpacaran dan sekarang dituntut untuk menjadi sosok-sosok profesional, Takamiya sebagai atasan dan Nagase sebagai kru. Profesionalisme keduanya setidaknya tercermin lewat sapaan masing-masing, Takamiya-san dan Nagase-san. Nama keluarga diikuti honorifik yang menunjukan rasa hormat terhadap satu sama lain.  Ide ini saja sudah menjanjikan konsep cinta yang cukup kuat lantaran romansanya justru tidak dipaparkan sedari awal. Lewat cerita ini, penonton mungkin berharap menyaksikan proses CLBK. Kepingan-kepingan masa lalu diharapkan bakal tersusun kian jelas di akhir cerita. Begitukah?
Saran saya justru jangan berharap terlalu banyak. Dalam serial ini kita justru diajak menikmati interaksi antar para kru divisi berita malam, walaupun tetap saja Nagase yang lebih sering menjadi jembatan yang menghubungkan pandangan para kru terhadap keinginan kuat Takamiya. Terdengar ribet, tapi justru disinilah kekuatan karakter serial ini. Takamiya merupakan sosok formal, profesional, perfeksionis, dan keras kepala, namun tetap fair dan peduli  terhadap sesama awak berita. Sedangkan Nagase lebih cenderung santai, luwes, spontan, dan mengutamakan sikap kekeluargaan. Dua karakter yang bisa saling mengisi pada akhirnya.
Karakter perfeksionis, keras kepala, dan berorientasi pada rating Takamiya membuahkan hasil. Kru menjadi lebih ngotot mengejar berita dan kadang mendewakan ekslusivitas. Bahkan demi kebenaran berita dan profesionalisme, Takamiya rela menginstrusikan kru untuk berbenturan dengan direksi  serta orang-orang di lingkungan awak berita sendiri, termasuk guru dan orang tua Takamiya. Tidak jarang, Takamiya bersedia turun langsung meliput jika diperlukan
Salah satu bentuk profesionalisme Takamiya adalah kesediaan dirinya melakukan APAPUN demi mendapatkan informasi langsung dari seorang menteri korup. Hal yang sebenarnya bisa saja ia delegasikan kepada para kru, jika memang mereka bisa memperoleh berita yang PENONTON inginkan.
Disinilah konflik muncul. Dalam episode ini, sosok antagonis bukan cuma karakter menteri korup, tetapi juga tentangan Nagase. Nagase berusaha menghindarkan Takamiya dari nafsu bejat menteri. Nagase yang biasanya menjadi pencair kekakuan Takamiya, kali ini berubah garang. Garang karena Takamiya tetap memegang teguh prinsip profesionalisme dan orientasi ratingnya, walaupun Takamiya terang-terang nyaris jadi korban kebejatan menteri korup. Konflik mereka ini berlangsung hingga sore hari, tepat beberapa menit sebelum berita menteri korup tersebut ditayangkan.  Kekakuan mencair setelah Takamiya mengucapkan terima kasih kepada Nagase-san. Disini, Nagase tetap dipanggil Nagase-SAN dan bukan Nagase-kun atau bahkan Hiromi saja yang menunjukan keakraban informal.

Sebuah ending episode yang bisa dibilang manis. Terserah jika anda melihatnya ini sebagai tanda-tanda CLBK, toh saya tidak bisa melarang pandangan penonton. Agak berbeda dengan sebagian penonton mungkin, lewat serial ini, saya justru baru paham bahwa ending fiksi ternyata bukan sekedar  hitam atau merah jambu. melainkan bisa juga sebuah pemahaman. Pemahaman akan sebentuk cinta sederhana bernama ucapan maaf dan terima kasih. 

Friday, October 11, 2013

Review Prematur The Heirs: Komen Bejibunnya Bikin Ngakak


Heran Park Shin Hye kagak cakep yak disini 


Ternyata gue ngakak sendiri baca komen para pecinta Drakor. Kemaren ngakak soal penonton yang bakal ngebully abis penulis skenario Good Doctor klo ending drakor paporitnya sampe ngga sweet. Sekarang? Sayah ngakak lagi liat orang pada komen soal the Heirs.  
Sebelom cerita kenapa saya ngakak, izinin saya cerita sedikit aja soal bocoran drama yang judulnya para pewaris inih #halah. Dikisahken seorang cewe sederhanah bernama Cha Eun Sang pengen pergi ke Amrik untuk nengokin mpoknya yang katanya sekolah disono sekaligus buat cari penghidupan yang lebih baek buat dia ma nyokapnya. Maklum si Eun Sang ini part timers sejati, pelayan resto, tukang anter makanan, sampe tukang cuci piring doi jabanin deh pokoknya. Dan nyokapnya yang bisu kerja jadi pelayan setia di rumah gedong. Sampe sinih rada males nontonnya, soalnya bakal Cinderella berat ceritanya,  Rich Prince vs. Poor Girl, ya tapi bolehlah diintip, orang baru nonton sebagian udah protes aja guenya. 
Singkatnyah nyampe di Amrik si Eun Sang kaget. Mpok-nya ternyatah belom sekeren yang diceritan.  Doi ternyatah bukan mahasiswi, tapi pelayan restoran gitu. Parahnya, cowo doi  ternyata kasar ma doyan mabok pula. Apes Eun Sang ga bisa langsung ngedumel karena mpoknya lagi di resto sekarang. 
Tau begono, adeknya nyusul ke tempat kerja mpoknya dan langsung ngelabrak sambil mewek.  Kebeneran pas marah ada Kim Tan nonton dari balik kaca restoran. Kim Tan klo ngga salah adalah tuan muda tempat nyokap si Eun Sang kerja. Karakternya sih katanya bad boy di kampus pa sekolahnya gitu, beda banget ma abang tirinya yang jadi penerus usaha keluarga di kampung Kroya sana. Herannya katanya bad boy ma uda lama tinggal di amrik, pembawaanya lembut bener yak. Inggrisnya juga gimanah gitu (emang gue inggrisnya kagak sama parahnya sama si Min Ho yak). 
Balik lagi ke ceritah. Singkatnya karena kasian liat Eun Sang mara-mara, si Kim Tan nawarin si Eun Sang nginep di rumahnya  Apalagi si Eung San keliatan susah, udah mpok-nya  tiba-tiba ngilang aja ma pacarnya abis ketemu Eun Sang, paspor Eun Sang ditahan pula ma polisi gara-gara ngga sengaja bikin kumat alergi temennya si Kim Tan abis insiden mara-mara tadi.
Jadilah   Shin Hye nginep di rumah Min Ho. Rumahnya beauh, kaca semua. Ngadep pante ma ada kolamnya pulak. Pokoknya no comment deh. Intinyah, karena kagak enak gara-gara numpang gratis, Eun Sang ngebayar semua fasilitas di rumah Kim Tan yang dia pake, kayak isi kulkas ma telepon. Tapi Kim Tan bilang kagak usah. Itung-itung ini ucapan makasih karena mpoknya Eun Sang udah baek ma Kim Tan tiap kali Kim Tan mampir makan. Solidaritas sesama orang Kroya gitu. 
Selain numpang nginep, Eun Sang juga sempet jalan-jalan ke kampus Kim Tan dan bahkan sampe ikut dikejar-kejar ma orang yang kagak suka ma Kim Tan, maklum bad boy. Nah pas dikejar ini, mereka berdua ngumpet di bioskop dan si Kim Tan nembak aja gitu si Eun Sang. Diterima? Kagak tau juga kan jawabannya baru minggu depanyah,
Tapi dipikir-pikir, Kim Tan berani juga nembak Eun Sang. Ketemu aja baru dua hari, udah nembak aja. Parahnya lagi, si Kim Tan-nyah juga udah punya tunangan.  Bahkan doi Kim Tan pernah ketemu Eun Sang. Dan kesan pertamanya ngga gitu menggoda lagi. Logis sih siapa juga yang nggak kaget begitu dateng dari Kroya, bukannya disambut eh malah liat ada cewe nginep di rumah tunangannya. Akibatnyah diusirlah Eun Sang dari rumah Kim Tan. Udah gitu Kim Tan malah bela Eun Sang sampe akhirnya lari-larian masuk bioskop itu tadi (ini cerita kebeneran banget yak pas Kim Tan ngejar Eun Sang yang diusir eh ada orang amrik ngejar Kim Tan).
Nah dari sinilah sumber ngakak saya. Jamaah komeniahnya lucu-lucu. Ada yang bilang kok cepet amat nembaknya, ada yang bilang Shin Hye kok kurang cakep yah di sini (Gue maksutnya). Sampe ada yang gontok-gontokan gara-gara ada yang ga terima the Heirs dibandingin sama Master’s Sun (gue sendiri ngga tau master’s sun itu sejenis bubur apaan).  Komen gue cuma satu, serius amat nih penontonnya sampe ada hatternya ma lovernya segala padahal baru dua episode. Abis komen, gue akhirnya jadi ngetawain diri sendiri, Lah udah tau cuma fiksi, mau-maunya ngomenin orang komen, cuek aja napah, kurang kerjaan banget (iya sih emang wkwkwkw).
Lah gue kan komentarin komentar orang, trus komentar gue sama serial ini gimanah? Yah untuk serial yang ada label komedinya, Lucunya blom kerasa, yang ada juga liat Shin Hye mewek ma Min Ho merengut. Gue sendiri salut ma mpok Shin Hye (tuwaan gue padahal), Disini aktingnya bagus karena doi total akting jelek, lusuh dan nggak kyut. Ya bolehlah. Min Ho? ekspresi merengutnya anak selir konglomerat yang hobi bikin bonyoknya ketar-ketir di kampung boleh lah dapet. Bad Boy? Makasih dan no comment (gapapa deh dijitakin jamaah pecinta Min Ho). Gue kumat lagi hari ini nulis panjang wkwkwkwkw. by the way selamat menyaksikan klip ini ajah, klo memang kagak   selera coretan inih, klo masih ga selera juga sama lagunya, ga usah dibaca juga gapapa.

Lah ini malah pake Theme Song-nya Good Doctor, lengkaplah sudah, saya bakal disambit calon penonton Good Doctor gara-gara bikin makiiiiiiiiiiiiin pengen nonton. Maklumin aja, sebenernya ngga maksut gitu, OST nih drama ada yang enak juga kok, cumanyah ya itu, belom kluar di peredaran. 

Monday, October 7, 2013

Sabtu Seru




Setiap Sabtu, ayah, bunda, kak Padma, dan aku libur. Liburan begini, ayah bunda biasanya mengajak aku dan kakak jalan-jalan. Bisa ke mall, tempat wisata, toko buku, atau cuma makan.  Bunda bilang hari sabtu itu hari keluarga. Nggak ada ceritanya deh liburan begini kita main gamedari gadget.
Kayak sabtu-sabtu sebelumnya, sabtu ini aku dan kakak nunggu liburan seru dari ayah bunda seperti biasanya.
“Yah emangnya hari ini kita mau kemana sih? Biasanya kan seminggu sebelumnya kita udah dikasih tau klo mau jalan-jalan.” tanya kak Padma.
“mmm … kemana ya?”
“mau tau aja apa mau tau banget.” ledek ayah
“Ih ayah becanda muluuuu, orang kakak nanya juga” protesku
“Nanti kalian berdua juga tahu. Yang penting kalian berdua sekarang siap-siap aja dulu. Nggak usah rapi-rapi banget, pake baju rumahan juga boleh kok ” sela bunda.
Sambil bertanya-tanya, aku dan kak Padma masuk kamar.
Kak, kira-kira kita mau kemana ya? Biasanya kan kalau mau jalan-jalan, kita disuruh nyiapin sepeda atau apa gitu
Iya juga ya, kalau pun nggak nyiapin sepeda, ayah atau bunda udah manasin kendaraan, kira-kira kita mau diajak kemana ya Dru?
Ayo anak-anak, udah siap belom, kita bisa telat loh
“Udaaaaaaaaaah” jawabku dan kak Padma kompak.
“Sekarang, pake sandal kalian, hari ini kita mau jalan-jalan pagi sebentar” kata bunda antusias
Aku dan kakak sama-sama bingung hari ini. Maklum ini pertama kalinya aku dan kakak liburan jalan kaki.
Nah sekarang kita udah sampai anak-anak.
Sampai yah?
“Loh ini kan rumah Wak Hasan. Emangnya kita mau ngapain kemari yah?” tanyaku bingung, Maklum rumah Wak Hasan nggak jauh dari rumah kami, cuma RT sebelah. Jaraknya juga cukup dekat, jalan kaki 20 menit udah sampai
Hari ini, kita mau bikin seru-seruan di rumah, nah berhubung kita nggak punya bahannya, kita dateng ke tempat Wak Hasan untuk minta beberapa potong daun ma bunga sepatu.
Bunga sepatu? Emang buat apa yah?
Udah nanti juga tahu, sekarang kalian berdua minta izin buat metik bunga sama wak Hasan dulu sana. Bilang sama Wak Hasan kalau kita mau bikin acara seru-seruan di rumah, Wak Hasan pasti paham kok. Sekarang bunda mau ke warung sebelah sebentar, Kalian tunggu kami aja ya di rumah.
Walaupun bingung, aku dan kakak tetap menuruti kata ayah bunda untuk minta izin kepada Wak Hasan.
Dan benar aja kata bunda, mendengar penjelasan kami, Wak Hasan bukannya marah, tapi justru senang. Kata Wak Hasan, udah lama ngga ada yang bikin acara seru-seruan pake daun sepatu miliknya. Nggak tanggung-tanggung, kami disuruh metik sendiri lima bunga dan sepuluh lembar daun bunga sepatu dengan cuma-cuma.
Setelah pamitan sama Wak Hasan, aku dan kakak langsung pulang ke rumah. Ternyata ayah bunda sudah menunggu kami di teras depan.
Dapet bunga ma daunnya anak-anak? tanya Bunda.
“Dapet Bun, emang daun sebanyak ini buat apaan sih bun?” tanya kakak
Udah, bawa aja daun ma bunganya ke tempat ayah sana
Sekarang siapa, yang mau bantu Ayah, ngalusin daun sepatu?
Aku aja sini yah? jawab kakak
Eh aku juga mau dong
Aku dan kakak akhirnya ngalusin daun dan bunga sepatu bareng-bareng
Oh ya, kalau dah selesai, daunnya dimasukin ke air sabun ya, ayah mau ambil kamera dulu didalem. Jarang-jarang nih liat dua anak ayah kompak, biasanya berantem mulu.
Ternyata ayah bukan cuma bawa kamera dari dalem rumah, tapi juga beberapa potong kawat yang ujungnya udah dibentuk bulat untuk main busa sabun.
Aku tahu sekarang, kita mau main busa sabun kan yah? Dan kenapa harus dicampur ulekan daun bunga sepatu segala sih yah” Kata kak Padma.
Yup kita maen busa sabun hari ini, kenapa harus dicampur getah daun ma bunga sepatu? Ya karena getah daun bikin gelembung jadi nggak gampang pecah
Yaaaaaaaah main busa sabun lagi, emang ngga ada permainan yang laen, busa sabun itu kan mainan anak kecil, aku sama kakak kan udah gede.
“Udah coba aja dulu,” goda bunda sambil sambil niupin busa sabun ke arahku
Ih bunda jail deh, kubales loh,
kutiup busa sabun ke arah bunda, sayang bunda keburu menghindar, akibatnya malah ayah dan kakak yang kena semprot. Karena semprotanku barusan justru sekarang aku yang dikejar ayah ma kakak.
Nggak seberapa jauh, bunda ngambil gambar kami lari-larian, sambil nyeletuk.
Eh tadi klo ngga salah, ada yang bilang kalau busa sabun itu mainan anak kecil loh, tapi justru sekarang malah yang bilang yang maennya paling semangat
Eh emang tadi aku bilang begitu ya bun? jawabku sambil berusaha nutupin muka dari kamera, maklum mukaku udah mirip kepiting rebus karena nahan malu sekarang.

Wednesday, October 2, 2013

Bloody Monday: Menikmati Asyiknya Dikerjai Penulis Fiksi


Sebuah fakta sederhana kadang menjadi berkesan klo disampaiin  dengan cara yang nggak biasa. Pujian ini kiranya bisa disampein buat adaptasi komik Bloody Monday karya Shin Kibayashi
Bloody Monday
Dalam satu fragmennya, diceritain seorang harcker remaja dan sahabatnya nemuin kejanggalan dalam sebuah file yang baru diretasnya. File tersebut ternyata berisi video tentang guru baru mereka yang berada di Rusia saat malem natal. Mereka berdua ngga bakal heran klo aja beliau ngga lagi ada di tengah jemaat yang kena senjata biologis gitu. Nah, cerita nggak bakal seru dong klo pemaennya ngga bertindak. Untuk mastiin faktanya, hacker remaja ini nanyain alibi guru yang bersangkutan. Jawaban guru ini cukup meyakinkan. Pada tanggal 25 Desember di waktu yang sama dengan kejadian, guru ini lagi ada di rental film di Jepang. Buktinya ketulis jelas di kartu anggota rental. Biar yakin, guru ini bahkan bersedia minjemin kartu rentalnya untuk dicek. Dengan masukin data dari kartu sewa, hacker muda ini berhasil ngeretas cctv rental yang dimaksud. Dan bener aja, ibu guru cantik ini memang terekam anggun tengah berada di rental tersebut.
Kichise Michiko 
klo gurunya begini mendadak pengen sekolah lagi deh

Sebagai penonton, saya cuma bisa heran. Gimana bisa satu orang ada di dua tempat yang beda di satu waktu yang sama. Jaraknya nggak maen-maen lagi 3633,04 kilo aja. Akhirnya saya cuma bisa manyun ma nebak-nebak logikanya. Maklum, klo mau trus ditonton, model fiksi thriler begini emang harus kuat di logika jalan cerita. Setelah sabar menanti, akhirnya saya nemu jawabannya. Dan alesannya ternyata nggak ribet.  Lewat penjelasan teman si hacker, saya dikasih tahu bahwa masyarakat Rusia ngga merayakan natal pada tanggal 25 Desember, tapi 2 Januari. Simpel tapi cukup bikin nyengir. Dipikir-pikir ternyata saya ini doyan ya dikerjain lewat model yang beginian. Sedari awal logika kita eh saya dibawa untuk percaya bahwa Natal itu pasti 25 Desember, Untuk film ini, ditambah pake bukti video segala lagi. Pas bagian buntut, pandangan umum kita barulah diambrolin, cuma pake wawasan sederhana yang kadang luput dari otak saya. 
Shin Kibayashi
Selewat beberapa waktu nonton serial ini saya nyengir lagi. Kali ini saya bukan nyengir salut atas kejeniusan penulis ngerjain saya, tapi karena kebegoan saya. Mau-maunya ya dibego-begoin sama Shin Kibayashi ini. Kalau emang aksinya ngga mau dihack, ngapain repot-repot upload aksi  ke server? “Klo emang bos penjahatnya khawatir anak buahnya bakal berkhianat mbok video-nya ngga usah diupload kek.” Pikir saya. Tapi otak saya ternyata protes dengan pikiran saya barusan. Mas ini kan serial soal hacker, jadi masuk akal dong ada aksi ngehack, kecuali ini soal kolam ikan yang nongol wajar klo ada mujaer, lagipula ini kan cuma pelm, repot amat sih  loe sampe mikirin logika jalan ceritanya sampe sebegitu amat. 

  

Wednesday, September 25, 2013

Tita dan Kotak Musik Balerina



Her step sway along with the hypnotic rhythm from nowhere. The melody enchants her feet to go down to the stair. Her tramps are almost stopping at the stairway bottom when the melody is no longer hummed. Her lovely countenance looks unhappy with it. 

But when she wants to turn her back, the rhythm tempts her once again to get closer and closer. Her ears shepherd her little steps to the clinking sound


“Hey, I think I know where the sound’s coming. It must be from the edge of that round table.” She is toddling around and finally finding what she's looking for "This is it.” The pony tail little girl said. A trace of a glimmer smile plays across her lips when that little girl in pyjamas sees somewhat shining peeps through the onionskin-colored paper bag with burgundy hemp lever strand. A music box pops up from inside.

She doesn’t let any angle blocking her sight out. She removes any barriers with her palm hand, including the seal of the box. Now, her green pupils capture a beautiful snow globe at the first glance. 
Inside the globe, a little ballerina turns her back away from the girl’s eyes, as if standing in an arrogant manner. The girl shouts and shakes the globe, but, the statue just stand still. When the little pony girl knock her knuckles up the curve of the glass, she unintentionally turns on the pitching switch. 
Ballerina’s frozen body completely dissolves. Her light steps are in of with the music. Her paces bring her into the spotlight, swing around, her white dove wing is fluttering also

Smile creep accross her countenance as snowflakes hail from the roof of the globe. She catches every single movement of the glass by her tiny eyes. When her parents return from somewhere, the girl  draws herself in their embrace. There is no wording between these three. But, the parents knows what their daughter's wish from the shine of her eyes 

Thursday, September 19, 2013

Seberapa Menariknya sih Good Doctor dan Serial Medis Lainnya?



Drama medis selalu punya sisi menarik tersendiri. Kita bakal diajak memahami istilah-istilah medis yang konon njelimet itu dengan cara yang nyenengin. Lewat penggambaran visual, kita akan secara ajaib langsung ngeh sama istilah sutura  begitu ngeliat pasien selesai dijahit. 
Prosedur begituan sebenenya termasuk adegan standar di drama medis asia (Code Blue, Summer Rescue Jin/ Dr. Jin, termasuk Good Doctor). Sebagai penonton, kitah pastinya bakal lebih banyak ilmu baru yang bakal kita dapetin dari serial beginian.


Code Blue

Good Doctor sendiri sejak awal udah menjanjikan keseruan luar biasa (pake h). Temanya aja udah menarik, seorang dokter pengidap megasavant yang bercita-cita jadi dokter bedah anak. Bayangin aja seorang dokter (Joo Won) dengan pola pikir anak 10 tahun, tapi punya daya hafal yang sempurna (lebay) serta kemampuan ngeliat benda secara 4 dimensi (foto rontgen aja kalah).
Dramanya menarik? Jangan khawatir deh. Kita bakal disuguhin kisah cinta segi banyak antara  Park Shi-On (Joo Won), Cha Yoon Seo (Moon Chae Won), Profesor Kim Do-Han (Joo Sang Wook) sama Kim Min-Seo (Yoo Chae-Kyung),
Moon Chae Won ma Kim Do-Han

Ceritanya? Nggak kalah asik kok. Berhubung kemaren baru seupil, kali ini saya ceritain panjangan dikit deh. Sekali lagi cerita berawal dari Profesor Choi Woo Seok yang rekomendasiin Shi On jadi residen di Rumah Sakit di sebuah universitas. Sayangnya sebagian kolega Woo Seok rada kurang setuju, maklum Shi On punya kecenderungan autis. Lah klo pas lagi ngoperasi terus trus Shi On mendadak keilangan fokus bisa berabe hasilnya. Kira-kira gitulah salah satu pertimbangan mereka yang kontra.  Tapi pro kontra mendadak ilang setelah Shi On berhasil ngoperasi anak yang kena pecahan beling di stasiun dan aksinya direkam dan ditonton para jemaah youtubiah. 
Awal jadi residen adalah masa yang gampang-gampang susah buat Shi On. Satu sisi, diagnosa ajaib Shi On bolak-balik ngebantu Kim Do-Han ngoperasi pasien, termasuk kasus atresia biliar. Shi On bisa tau persis bagian mana yang harus dioperasi. Cuma disisi laen Do Han sering dibikin gondok sama Shi On. Maklum, pikiran Shi On masih kayak anak-anak umur 10 taon. Satu kali, dia bilang ke orang tua pasien, klo Do Han sanggup ngoperasi anaknya, padahal si anak bukan pasien Do Han. Shi On sendiri mikirnya simpel banget. Shi On tau Do Han mampu, ya udah dengan gampang dia bilang Do Han bakal ngoperasi si anak. Klo gitu gimana Do Han ngga gedeg. Buat Do Han, lebih baik pasien ditanganin dokter biasa yang kecerdasan sosialnya bagus daripada robot jenius cuma komunikasi sosial rada kurang kayak Shi On. Untung aja ada Cha Yoon Seo yang yakin ma kemampuan Shi On dan ngeyakinin Do Han bahwa Shi On ngga seperti yang Do Han kira. Sekali lagi, namanya juga sinetron, omongan Yeon Sheo pasti ada benernya. Pola pikir Shi On yang 11-12 kayak anak kecil justru bikin Shi On bisa menyelami dunia mereka, dan ngga jarang ngebantu anak-anak pra ma pasca operasi dari sisi psikologis.
7th Grade Civil Servant. 

Gimana dari segi akting? Akting Joo Won disini cukup ciamik. Cara bicara ma gesturnya meyakinkan banget sebagai seorang penyandang savant syndrome. Sayaaaaang perannya disini rada membosankan, maklum tugasnya jadi residen cuma itu-itu aja. Ketemu pasien, dengerin curhat, dateng di ruang operasi, nglakuin diagnosis tingkat dewa, sama ngeyakinin orang pake kacamata anak umur 10 taon. Gaya naksir Joo Won sama Chae Won juga kurang gimanah ya, Kurang memorable gituh, Walaupun berusaha keras narik perhatian Chae Won pake bunga, malu-malu nyatain perasaan, ekspresinya sama aja sama waktu ngobrol. Cengar-cengir khas anak kecil, minder, sama salting yang ekspresif yang sehari-hari nongol justru kliatan datar ajah momen sekrusial inih (pura-pura gregetan). Saya pribadi malah masih lebih suka peran Joo Won di 7th Grade Civil Servant yang kocak. 
Akting Chae Won malah lebih kompleks. Chae Won berperan jadi Yoon Sheo, dokter emosian, tapi care berat sama orang di sekitarnya. Gimana akting rasa sukanya ke Do Han sama perannya sebagai sisterly doctor buat Shi On menjanjikan sejak awal. Sayang karakter terakhir ini seakan mentok di 12 episode awal.  Perannya mulai berkembang lagi 2 episode belakangan, terutama pas Yoon Sheo stres gara-gara dia ngga ngedeteksi Pancreatic Psedocyst pasien dan Shi On makin intens nunjukin perhatian ke Yoon Sheo. Sayang momennya kerasa udah telat banget dan keburu ngga dapet (yang nonton keburu gondok), sabar masi ada 6 episode lagi
Lah klo gambarnya begini doang mana
 ngarti sayanyah soal Pancreatic Psedocyst
Yang aktingnya makin berkembang justru Sang Wook. Awalnya Kim Do Han tampil jutek dan dingin. Cuma makin kesini kesan care-nya makin dapet setelah Do Han mulai kenal Shi On. Perannya-pun bergeser mulus dari sekedar Profesor galak, mentor, dan terakhir mulai rada brotherly. Asmara? Boleh deh sedikit dibocorin. Penonton cewek bakal ngerasa sama gregetannya sama Chae Kyung ngeliat gaya Do Han. Walopun baik dan ngga  neko-neko, klo datar mah sami mawon. Lah terus ke Yoon Sheo?  Cerita ngga yaaaaaaaa. gimana klo tonton aja sendiri ya biar penasaran. Intinya karakter Do Han ini masih bisa berkembang, tergantung situasi hubungan Shi On sama Yoon Sheo.

Kekecewaan saya dari segi akting beberapa pemaen belom seberapa, dibanding dari segi visualisasi medis. Buat awam kayak saya, istilah medis yang disampein boleh dibilang nggak ngefek. Istilah medis emang bertebaran di sana-sini, cuma sayang beredarnya cuma di ruang periksa, meeting sebelom operasi, ruang bedah. Ibaratnya saya dikacangin karena yang paham istilahnya cuma antar dokter doang. Hasilnya saya baru bisa paham kenapa Yoon Sheo bisa stres pas gagal ngedeteksi Pancreatic Psedocyst setelah ngecek google. Buat saya, penjelasan doktor Jin tentang bikin infus di era Dinasti Joseon (versi Korea) / Tokugawa (versi Jepang) lebih dapet, karena istilah beratnya divisualin lewat aksi (koreksi klo salah soal era maklum cuma nonton sekilas.
Dari segi akting dan medis, saya masih lebih sreg dengan cerita doktor X. Di serial ini Yonekura Ryoko berperan jadi Daimon Michiko seorang dokter bedah yang ngga pernah gagal ngoperasi pasiennya. Perannya di sini menarik, Selain jutek dan tanpa tedeng aling-aling, dia juga digambarin matrealis berat. Wlopun gitu hasilnya sepadan. Gampangnya, gaya ma karisma Michiko itu kayak Jose Mourinho. Cuma bedanya Michiko ngga suka publisitas. Maklum privasinya makin terganggu klo makin terkenal (bukan gue banget). Sesukses apapun operasinya, dia lebih suka dibilang klo orang lain yang ngelakuin kerjanya. Menariknya lagi, buat Michiko, pendekatan humanis dan kegiatan administratif yang koleganya lakuin, ngga lebih dari kegiatan buang-buang waktu dan cuma make up. Walopun di depan keliatan ramah, tapi ujung-ujungnya ngedumel sama minta fulus bawah meja, jatohnya malah ngga jauh beda sama Michiko (gue bangetz).
Daimon Michiko
Saya juga doyan cara serial ini nampilin visualisasi medis. Pernah satu kali kolega Michiko ngga bisa ngedeteksi ada yang salah di tubuh pasien anak-anak, walaupun si anak ngeluh sakit yang pindah-pindah berkali-kali. Kolega Michiko ngga bisa disalahin juga, karena dia ngga nemuin apapun dari hasil scan organ. Tapi Michiko percaya pengakuan si anak.  Michiko akhirnya ngasih nomer telpon ke si anak dan bilang supaya si anak langsung telepon begitu ada yang ngilu. Berdasarkan pengakuan si anak, Michiko akhirnya berhasil ngediagnosis sumber sakit. Ternyata ada benda asing yang masuk ke aliran darah. Benda asing itu akhirnya berhasil dikeluarin aja gitu sama Michiko, tanpa biaya sepeserpun klo ngga salah. Dokter yang nanganin anak justru malah lagi ikut simposium.   
Setelah ngebandingin dua serial ini, saya nyimpulin klo  Good Doctor lebih ngutamain unsur  drama romatis (dan konflik internal rumah sakit), sehingga unsur medisnya rada kerasa kentang. Anda terserah sih mau pilih yang mana. Saya pribadi yakin ada yang lebih doyan good doctor, indikatonya gampang aja. Di Serial Good doctor ini,  ada penonton yang lebih jago dari sutradaranya. Mereka ada yang gondok sama babe-nya Shi On yang antagonis parah. Ada juga penonton yang ngarep Yoon Sheo jadian sama Shi On (termasuk yang nonton), ada pula yang ngarep sama Do Han. Dan yang begitu bukan cuma satu tapi buanyaaaaaaaaaak.  

Mau nonton ato nggak juga terserah anda, mo yang mana juga terserah situ. Ngomong-ngomong, dari sekitar 6 theme song Good Doctor, saya justru doyan satu-satunya theme song yang belom ketemu, dan karena belom ketemu, saya pasang yang ini aja