Friday, December 20, 2013

Lakers dan Point Guard


Gaya permainan Lakers saat ini tidak jauh dari prediksi pengamat NBA di awal musim. Mereka bermain sesuai gaya Mike D’antoni yang mengandalkan permainan cepat dengan umpan-umpan langsung dan diakhiri dengan sentuhan tembakan dua atau tiga angka. Gaya ini terlihat dari chart Lakers musim ini yang mengandalkan Shawne Williams, Weshley Johnson, Nick Young, Xavier Henry, Jordie Meeks, Steve Blake, Jordan Farmar, serta Steve Nash. Mereka semua dikenal dengan tembakan tiga angka diatas 30 persen. Jangan lupakan juga Kobe Bryant yang juga cukup piawai mengeksekusi tembakan tiga angka.
Johnson, Farmar, Meeks, Hill, dan Henry

Kunci permainan cepat D’antoni ada pada point guard lincah dan visioner yang bukan hanya mampu memberikan umpan cepat dan akurat tetapi juga mampu menusuk ke paint area untuk mencetak angka atau menarik guard lawan sehingga membuka ruang bagi para shooter untuk menembak (pick and roll play). Kriteria ini dimiliki oleh ketiga guard Lakers saat ini, Steve Nash, Steve Blake, dan Jordan Farmar.
Saat masih bermain untuk Phoenix Sun, Nash terkenal dengan umpan-umpan ajaibnya. Rataan assistnya mencapai 11 umpan per pertandingan. Alasan inilah yang membuat Lakers menariknya dari Phoenix beberapa musim lalu. Namun kebugaran fisik yang menurun membuat Nash belum mampu menunjukan potensi terbaiknya di Lakers.
pick and roll ala Steve Nash

Faktor cedera Nash justru menjadi berkah tersendiri bagi Steve Blake. Blake kini menjelma menjadi pencetak assist produktif saat ini,  dengan rata-rata delapan hingga sebelas assist per pertandingan. Umpan cepatnya lebih banyak berbuah assist saat ini karena pemain lain memiliki gaya bermain lebih praktis, begitu menerima umpan mereka langsung menembak atau mengoperkan bola terlebih dulu pada pemain yang memiliki posisi tembak lebih terbuka.
Permainan Blake terjaga dengan baik, karena Jordan Farmar mampu menjadi deputi yang baik. Saat Blake harus mengisi tenaga yang terkuras karena permainan cepat, ketajaman umpan Lakers tidak berkurang. Farmar tidak hanya piawai mengirim umpan cepat tapi juga memberi assist di paint area pada Jordan Hill, terkadang Weshley Johnson, atau malah Jordie Meeks yang sekarang kerap melakukan lay up bahkan slam dunk.
Slam Dunks

Permainan cepat Lakers berpengaruh pada menurunnya poin Pau Gasol per pertandingan musim ini. Gasol sendiri bukan tipe forward yang mengandalkan kekuatan fisik dan tinggi tubuh untuk mencetak angka. Poin Gasol di paint area kebanyakan tercipta dari kejeliannya mengecoh forward lawan yang biasanya berpostur lebih kokoh dari Gasol, dan untuk mengecoh diperlukan waktu tiga hingga lima detik di bawah jaring. Gaya ini dianggap sedikit membuang waktu  pada sistem permainan D’antoni. Sekarang Gasol lebih banyak menciptakan peluang lewat tembakan perimeter, dan akurasinya tidak selalu bagus. Dan kalaupun berusaha mencetak angka dengan gayanya, usaha Gasol kerap tidak berhasil karena Gasol hanya punya waktu satu sampai tiga detik untuk menembak atau mengoper bola pada pemain lain. Saat memilih mengoper, jika tidak langsung diberikan pada pemain lain, umpan Gasol terkadang dapat dibaca lawan, dan akhirnya menjadi turn over. 
Berkebalikan dengan Gasol, potensi Jordan Hill justru berkembang. Hill merupakan tipe pemain yang mencetak angka setelah mendapatkan offensive rebound. Potensi offensive rebound Lakers sendiri terbilang cukup besar mengingat Lakers bermain dengan mengandalkan tembakan dua atau tiga angka.
Jordan Hill

Sistem permainan D’antoni mulai buyar ketika Farmar mulai cedera. Dengan waktu permainan yang lebih banyak dan tempo yang cepat, stamina Blake jelas terkuras, dan akhirnya berpengaruh pada penampilan Lakers. Henry sendiri kurang maksimal menjalankan perannya sebagai point guard karena posisi aslinya adalah swingman. Permainan Lakers makin menurun saat Blake juga cedera. Bryant yang baru kembali dari cedera tidak mampu membawa timnya meraih kemenangan di dua pertandingan awal bersama Lakers mengingat kebugarannya belum seratus persen pulih.
Bryant baru berhasil membawa Lakers meraih kemenangan pada pertandingan ketiganya. Itupun setelah D’antoni mulai mengubah sistem permainannya menjadi lebih lambat, dengan lebih banyak umpan antar pemain, dengan Bryant sebagai point guard-nya.
Efek dari gaya permainan ini tembakan tiga angka Lakers jauh menurun. Poin Gasol juga jauh meningkat, dari tiga belas poin per pertandingan menjadi hampir mencapai dua puluh poin, itupun dengan usaha tembakan yang lebih sering gagal masuk. Meningkatnya poin Gasol setali tiga uang dengan Kobe Bryant. Pada dua pertandingan terakhir Bryant mencetak 21 poin untuk Lakers. Sayang walaupun Bryant kerap menjadi mencetak angka terbanyak, keuletan dan kengototan Bryant dalam mencetak poin-poin sulit belum sepenuhnya terlihat.
duo Steve

Yang menarik dicermati sekarang adalah bagaimana permainan Lakers setelah Bryant dikabarkan harus menepi selama enam minggu akibat cedera. Apakah mereka akan memaksimalkan potensi Meeks atau Henry sebagai point guard atau malah mencari pemain baru? Beberapa minggu belakangan santer diberitakan bahwa Lakers akan menukar Gasol dengan Iman Shumpert dari New York Knick, guard cepat yang cocok dengan gaya D’antoni, tapi isu tersebut sempat mereda setelah Gasol kembali menunjukan performa yang meningkat.  Apakah sekarang isu ini kembali menghangat atau justru malah Luol Deng dari Chicago Bulls yang mendarat ke Staples Center?
Nggak tahu juga, tapi skenario kedatangan pemain baru ini akan berpengaruh pada gaya permainan Lakers. Jika Shumpert jadi ditukar dengan Gasol maka permainan Lakers akan lebih tajam di paint area, sumber mendulang poin yang kurang dieksplorasi Lakers musim ini, mengingat permainan Shrumpert cenderung mengandalkan drive dan slam dunk. Tembakan tiga angka Shumpert juga terbilang bagus, diatas 30 persen, cocok dengan gaya D’antoni. Dan jika Shumpert masuk maka posisi Gasol kemungkinan akan menjadi milik Shawne Williams atau Wesley Johnson.
Iman Shrumpert- Luol Deng

Lain lagi jika Luol Deng yang masuk. Defense Lakers akan lebih kokoh mengingat Deng adalah salah satu perimeter defensive player terbaik NBA saat ini, aset langka bagi Lakers yang sekarang lebih berorientasi menyerang, dan boleh dibilang hanya Weshley Johnson pemain Lakers yang memiliki kemampuan bertahan menonjol lewat blok-bloknya. Dari sisi mencetak angka, boleh dibilang Deng lebih unggul secara statistik dari Shrumpert. Deng memiliki rataan 16 poin per pertandingan sedang Shrumpet berkisar antara delapan hingga Sembilan poin. Hanya saja, Shumpert berpotensi sebagai point guard, walaupun posisi alaminya adalah swingman. Dari sisi aturan salary cap Shumpert juga dipandang jauh lebih masuk akal dibandingkan Luol Deng yang memiliki gaji 13,3 juta dolar
Kaman- Gasol

Dan kalau boleh memilih, saya secara pribadi justru melihat bahwa pemain yang berpeluang besar untuk ditukar adalah Chris Kaman. Pasalnya, dalam beberapa pertandingan terakhir pasca pulih dari cedera, Kaman justru jarang dimainkan. Posisinya sebagai center cadangan justru diambil alih oleh Robert Sacre atau Jordan Hill. Sacre boleh dibilang memiliki kemampuan menjaga pemain lebih menonjol dibanding Kaman atau bahkan Jordan Hill.
Ternyata berdasarkankan informasi terbaru, bukan Shumpert atau Luol Deng yang mendarat di Staples Center melainkan Kendall Marshal. Melihat posisinya sebagai point guard, besar kemungkinan Marshal akan diplot menjadi pengatur serangan Lakers seperti juga trio point guard Lakers yang sekarang sedang cedera. Dari segi statistik kemampuan assist dan tembakan tiga angkanya sesuai dengan pola permainan D'antoni dan yang lebih menarik lagi Marshal merupakan free agent sempat bermain di Phoneix Suns musim lalu, tim sampai saat ini masih bermain dengan cetak biru pick and roll, sistem yang ditanamkan D'antoni sejak melatih tim dari tahun 2003 hingga 2008. Terlepas ada atau tidaknya pemain baru yang nantinya akan bergabung lagi, Marshal 
diharapkan mampu meningkatkan penampilan Lakers yang saat ini memiliki rekor yang bisa dibilang kurang menjanjikan dengan 12 kali menang dan 13 kali kalah.