Gaya
permainan Lakers saat ini tidak jauh dari prediksi pengamat NBA di awal musim. Mereka
bermain sesuai gaya Mike D’antoni yang mengandalkan permainan cepat dengan
umpan-umpan langsung dan diakhiri dengan sentuhan tembakan dua atau tiga angka.
Gaya ini terlihat dari chart Lakers musim ini yang mengandalkan Shawne
Williams, Weshley Johnson, Nick Young, Xavier Henry, Jordie Meeks, Steve Blake,
Jordan Farmar, serta Steve Nash. Mereka semua dikenal dengan tembakan tiga
angka diatas 30 persen. Jangan lupakan juga Kobe Bryant yang juga cukup piawai
mengeksekusi tembakan tiga angka.
Johnson, Farmar, Meeks, Hill, dan Henry |
Kunci
permainan cepat D’antoni ada pada point guard lincah dan visioner yang bukan
hanya mampu memberikan umpan cepat dan akurat tetapi juga mampu menusuk ke paint area untuk mencetak angka atau
menarik guard lawan sehingga membuka ruang bagi para shooter untuk menembak (pick and roll play). Kriteria ini
dimiliki oleh ketiga guard Lakers saat ini, Steve Nash, Steve Blake, dan Jordan
Farmar.
Saat
masih bermain untuk Phoenix Sun, Nash terkenal dengan umpan-umpan ajaibnya. Rataan
assistnya mencapai 11 umpan per pertandingan. Alasan inilah yang membuat Lakers
menariknya dari Phoenix beberapa musim lalu. Namun kebugaran fisik yang menurun
membuat Nash belum mampu menunjukan potensi terbaiknya di Lakers.
pick and roll ala Steve Nash |
Faktor
cedera Nash justru menjadi berkah tersendiri bagi Steve Blake. Blake kini
menjelma menjadi pencetak assist produktif saat ini, dengan rata-rata delapan hingga sebelas
assist per pertandingan. Umpan cepatnya lebih banyak berbuah assist saat ini
karena pemain lain memiliki gaya bermain lebih praktis, begitu menerima umpan mereka
langsung menembak atau mengoperkan bola terlebih dulu pada pemain yang memiliki
posisi tembak lebih terbuka.
Permainan
Blake terjaga dengan baik, karena Jordan Farmar mampu menjadi deputi yang baik.
Saat Blake harus mengisi tenaga yang terkuras karena permainan cepat, ketajaman
umpan Lakers tidak berkurang. Farmar tidak hanya piawai mengirim umpan cepat tapi
juga memberi assist di paint area pada Jordan Hill, terkadang Weshley Johnson,
atau malah Jordie Meeks yang sekarang kerap melakukan lay up bahkan slam dunk.
Slam Dunks |
Permainan
cepat Lakers berpengaruh pada menurunnya poin Pau Gasol per pertandingan musim ini. Gasol sendiri bukan tipe forward
yang mengandalkan kekuatan fisik dan tinggi tubuh untuk mencetak angka. Poin
Gasol di paint area kebanyakan tercipta dari kejeliannya mengecoh forward lawan
yang biasanya berpostur lebih kokoh dari Gasol, dan untuk mengecoh diperlukan
waktu tiga hingga lima detik di bawah jaring. Gaya ini dianggap sedikit
membuang waktu pada sistem permainan D’antoni.
Sekarang Gasol lebih banyak menciptakan peluang lewat tembakan perimeter, dan akurasinya tidak selalu bagus. Dan kalaupun berusaha mencetak
angka dengan gayanya, usaha Gasol kerap tidak berhasil karena Gasol hanya punya
waktu satu sampai tiga detik untuk menembak atau mengoper bola pada pemain lain. Saat memilih mengoper, jika tidak langsung diberikan pada pemain lain, umpan Gasol terkadang dapat dibaca lawan, dan akhirnya menjadi turn over.
Berkebalikan
dengan Gasol, potensi Jordan Hill justru berkembang. Hill merupakan tipe pemain
yang mencetak angka setelah mendapatkan offensive rebound. Potensi offensive
rebound Lakers sendiri terbilang cukup besar mengingat Lakers bermain dengan
mengandalkan tembakan dua atau tiga angka.
Jordan Hill |
Sistem
permainan D’antoni mulai buyar ketika Farmar mulai cedera. Dengan waktu
permainan yang lebih banyak dan tempo yang cepat, stamina Blake jelas terkuras, dan akhirnya
berpengaruh pada penampilan Lakers. Henry sendiri kurang maksimal menjalankan
perannya sebagai point guard karena posisi aslinya adalah swingman. Permainan Lakers
makin menurun saat Blake juga cedera. Bryant yang baru kembali dari cedera
tidak mampu membawa timnya meraih kemenangan di dua pertandingan awal bersama Lakers mengingat
kebugarannya belum seratus persen pulih.
Bryant
baru berhasil membawa Lakers meraih kemenangan pada pertandingan ketiganya. Itupun
setelah D’antoni mulai mengubah sistem permainannya menjadi lebih lambat,
dengan lebih banyak umpan antar pemain, dengan Bryant sebagai point guard-nya.
Efek
dari gaya permainan ini tembakan tiga angka Lakers jauh menurun. Poin Gasol juga jauh
meningkat, dari tiga belas poin per pertandingan menjadi hampir mencapai dua
puluh poin, itupun dengan usaha tembakan yang lebih sering gagal masuk.
Meningkatnya poin Gasol setali tiga uang dengan Kobe Bryant. Pada dua
pertandingan terakhir Bryant mencetak 21 poin untuk Lakers. Sayang walaupun
Bryant kerap menjadi mencetak angka terbanyak, keuletan dan kengototan Bryant
dalam mencetak poin-poin sulit belum sepenuhnya terlihat.
duo Steve |
Yang menarik
dicermati sekarang adalah bagaimana permainan Lakers setelah Bryant
dikabarkan harus menepi selama enam minggu akibat cedera. Apakah mereka akan memaksimalkan
potensi Meeks atau Henry sebagai point guard atau malah mencari pemain baru? Beberapa
minggu belakangan santer diberitakan bahwa Lakers akan menukar Gasol dengan
Iman Shumpert dari New York Knick, guard cepat yang cocok dengan gaya D’antoni,
tapi isu tersebut sempat mereda setelah Gasol kembali menunjukan performa yang
meningkat. Apakah sekarang isu ini kembali
menghangat atau justru malah Luol Deng dari Chicago Bulls yang mendarat ke Staples Center?
Nggak tahu juga, tapi skenario
kedatangan pemain baru ini akan berpengaruh pada gaya permainan Lakers. Jika Shumpert
jadi ditukar dengan Gasol maka permainan Lakers akan lebih tajam di paint area, sumber mendulang poin yang kurang dieksplorasi Lakers musim ini, mengingat permainan Shrumpert
cenderung mengandalkan drive dan slam dunk. Tembakan tiga angka Shumpert juga
terbilang bagus, diatas 30 persen, cocok dengan gaya D’antoni. Dan jika
Shumpert masuk maka posisi Gasol kemungkinan akan menjadi milik Shawne
Williams atau Wesley Johnson.
Iman Shrumpert- Luol Deng |
Lain
lagi jika Luol Deng yang masuk. Defense Lakers akan lebih kokoh mengingat Deng
adalah salah satu perimeter defensive player terbaik NBA saat ini, aset langka
bagi Lakers yang sekarang lebih berorientasi menyerang, dan boleh dibilang
hanya Weshley Johnson pemain Lakers yang memiliki kemampuan bertahan menonjol lewat blok-bloknya. Dari sisi mencetak angka, boleh dibilang
Deng lebih unggul secara statistik dari Shrumpert. Deng memiliki rataan 16 poin
per pertandingan sedang Shrumpet berkisar antara delapan hingga Sembilan poin. Hanya
saja, Shumpert berpotensi sebagai point guard, walaupun posisi alaminya
adalah swingman. Dari sisi aturan salary cap Shumpert juga dipandang jauh lebih masuk akal
dibandingkan Luol Deng yang memiliki gaji 13,3 juta dolar
Kaman- Gasol |
Dan kalau boleh
memilih, saya secara pribadi justru melihat bahwa pemain yang berpeluang besar untuk
ditukar adalah Chris Kaman. Pasalnya, dalam beberapa pertandingan terakhir
pasca pulih dari cedera, Kaman justru jarang dimainkan. Posisinya sebagai
center cadangan justru diambil alih oleh Robert Sacre atau Jordan Hill. Sacre
boleh dibilang memiliki kemampuan menjaga pemain lebih menonjol dibanding Kaman
atau bahkan Jordan Hill.
Ternyata berdasarkankan informasi terbaru, bukan Shumpert atau Luol Deng yang mendarat di Staples Center melainkan Kendall Marshal. Melihat posisinya sebagai point guard, besar kemungkinan Marshal akan diplot menjadi pengatur serangan Lakers seperti juga trio point guard Lakers yang sekarang sedang cedera. Dari segi statistik kemampuan assist dan tembakan tiga angkanya sesuai dengan pola permainan D'antoni dan yang lebih menarik lagi Marshal merupakan free agent sempat bermain di Phoneix Suns musim lalu, tim sampai saat ini masih bermain dengan cetak biru pick and roll, sistem yang ditanamkan D'antoni sejak melatih tim dari tahun 2003 hingga 2008. Terlepas ada atau tidaknya pemain baru yang nantinya akan bergabung lagi, Marshal diharapkan mampu meningkatkan penampilan Lakers yang saat ini memiliki rekor yang bisa dibilang kurang menjanjikan dengan 12 kali menang dan 13 kali kalah.
Ternyata berdasarkankan informasi terbaru, bukan Shumpert atau Luol Deng yang mendarat di Staples Center melainkan Kendall Marshal. Melihat posisinya sebagai point guard, besar kemungkinan Marshal akan diplot menjadi pengatur serangan Lakers seperti juga trio point guard Lakers yang sekarang sedang cedera. Dari segi statistik kemampuan assist dan tembakan tiga angkanya sesuai dengan pola permainan D'antoni dan yang lebih menarik lagi Marshal merupakan free agent sempat bermain di Phoneix Suns musim lalu, tim sampai saat ini masih bermain dengan cetak biru pick and roll, sistem yang ditanamkan D'antoni sejak melatih tim dari tahun 2003 hingga 2008. Terlepas ada atau tidaknya pemain baru yang nantinya akan bergabung lagi, Marshal diharapkan mampu meningkatkan penampilan Lakers yang saat ini memiliki rekor yang bisa dibilang kurang menjanjikan dengan 12 kali menang dan 13 kali kalah.
No comments:
Post a Comment