http://asianwiki.com/images/6/6c/Miracle-_Devil_Claus'_Love_and_Magic-p1.jpg |
Miracle: Devil Claus’ Love
and Magic (2014), udah nunjukin film ini tentang apa, keajaiban sebuah
imajinasi, selebihnya film ini nggak jauh-jauh dari soal cinta. Cukup saya
kasih tahu urutan nama-nama pemainnya, udah keliatan seperti apa ceritanya,
tanpa perlu SPOILER!
Sedari awal, saya lebih
antusias menikmati lagu pengiring cerita, pilihan supervisor film, bukan
lagu-lagu Jepang, melainkan lagu-lagu bule tempo laloe: Cherish dari Association
(1966), Beautiful Morning dari Rascals (1967), My and Only Love (1952), yang
sudah dinyanyikan segambreng penyanyi, termasuk Sting, Ella Fitzgerald, dan
Frank Sinatra.
Banyak memang, tapi belum
semua. Masih ada Some Kind of Wonderful (1961) dari the Drifter, I Love How You
Love Me dari Paris Sister (1961), dan hingga Gimme some Lovin (1966), dari
Spencer Davis Group. Pilihan menarik dan tidak mengejutkan dari supervisor
musiknya, Tatsuro Yamashita. Konon yang saya sebut paling belakang jadi lagu
favorit Yamashita, lagu yang sudah diakrabi Yamashita sedari remaja, bahkan
lagu sebelumnya dinikmatinya, mungkin sedari bocah. Sedang dua lagu sebelumnya
jadi lagu favorit saya, termasuk Some Kind Wonderful, yang dalam film ini
dibawakan Carol King.
Menariknya lagu ini terasa
pas, untuk mengisi relung-relung film yang terbilang baru, mengiringi polah
bocah dalam film ini, klasik dan tetap berkesan ceria. Mungkin itulah yang
membuat saya jatuh cinta, walaupun baru kali ini, saya mendengar barisan lirik
dan alunan nadanya. I love how you love me
terasa ringan lantaran tercipta di suasana santai, ketika Larry Kolber tengah menikmati hidangan makan
siangnya, bahkan liriknya ditulis hanya di selembar serbet makan. Lirik terasa
hidup setelah mendapatkan iringan indah dari Barry Man.
Alunan suara Paris Sister
dalam film ini serasa serasi dengan lantunan merdu Carole King. Tak heran, hanya perlu petik gitar untuk
mengiring melodinya. Pilihan tepat lantaran alunan Priscilla Paris di sini
sama-sama halus, walaupun jika di dengar dari ketukannya, the drifter
membawakannya dengan lebih rancak.
Mendengar Carole King menyanyikan Some Kind Wonderful terus terang
membuat saya mengira kalau King hanya piawai memainkan nada-nada merdu, Tapi melihatnya menyanyikan lagu Beautiful,
saya malah mengira King sepantaran dengan Alanis Morisette atau minimal
generasi 2-3 tahun di bawahnya, lantaran tarikan nadanya masih terasa kekinian,
di bagian catchy-nya, termasuk kala
King membawakan It’s too late (1971). Interpretasinya terasa klasik ketika
kembali menyanyikan lagu bernuansa manis seperti You’ve got a friend dan Natural
Woman, lagu-lagu sepanjang masa (baca : tuwa #eh).
Terlepas dari pilihan lagu
Tatsuro Yamashita, nada-nada klasik berhasil merajut indah cinta Masaki Aiba,
Eikura Nana, Han-Hyo Joo, dan Toma Ikuta. Kenapa Insang-Nyeo sampai berkreasi di Miracle: Devil Claus’ Love
and Magic. Kasih tahu nggak yaaa ….