Beruntung google menyediakan google books. Buat saya
yang ngga pernah baca buku, google book bisa buat saya jadi sosok yang keliatan
demen baca (yah walopun sepotong-sepotong). Maklumlah google book merupakan etalase
bagi penerbit atau penulis pamer karya. Klo tampilin semua gimana mereka mau
jualan.
Pujian untuk google book untuk
hari ini cukup sekian rasanya. Saya pengen mengulik sisi menarik dari sebagian
isi buku
Popular Culture in a Globalised
India (tentu aja dari bagian yang ditampilin
google book).
Saya akan
fokus ke bab India Goes to blog Cyberspace, Identity, and Community hasil coretan Pramod K Nayar. Terus terang bahasa yang dipake
Nayar cukup rumit buat saya yang inggrisnya pas-pasan begini. Saya sendiri baru
paham ternyata di dunia cipataan tuhan ini ada istilah prosopopeia (bertutur
lewat subjek atau objek lain, jadi inget tuturan khas mamak ketol dech,
ngomong-ngomong gaya tullisan mamak ketol prosopopeia bukan ya wkwkwkwkkwkw) Namun
klo disimak isinya sih nggak rumit-rumit amat.
Dari tulisan itu, saya tangkep (ga tau hasil tangkepan orang laen) bahwa
blog pada dasarnya adalah publikasi privat seorang blogger. Istilah privat
disini nggak sesempit apa yang dipikirkan celah otak saya, privat, bukan
berarti SELALU ranah privasi yang diumbar, tapi bisa berarti opini pribadi
tentang situasi sosial masyarakat misalnya. Dan disinilah
menariknya (agak ngelantur dari isi buku kayaknya). Blog menjadi sarana
seseorang menyuarakan pendapatnya tentang kejadian di suatu lingkungan. Pro-kontra
dan kedewasaan sepertinya jadi menu harian. Bahkan di blog kroyokan, saya bisa
ngeliat dan ngalamin sendiri, bahwa komentar bisa lebih banyak dari viewernya. Dan
bahkan buat saya komentar ini lebih menarik daripada isi tulisan yang dibuat. Terkadang
dari komentar inilah muncul celetukan-celetukan segar yang bisa menyegarkan
suasana.
Masih terkait ranah privat, dalam buku ini ditulis fakta menarik tentang
diary blog, aka blog curahan hati. Mau nggak mau blog pribadi (atau bukan)
terpengaruh orang sisi pribadi. Sisi personal ini cukup identik dengan
perempuan. Faktanya, di India, menurut buku ini 76% blogger di India tahun 2006
kebanyakan laki-laki dengan rentang usia 25-35 tahun
(data yang cukup lama sebenernya). Terlepas dari data yang sudah lama, aktaualisasi
diri tidak mengenal jenis kelamin rupanya. Isi blog mereka apa aja? Mulai dari
profil jalan-jalan, makan-makan, review film dll, selama cakupannya pandangan
personal, termasuk kegiatan curhat colongan kayaknya juga.
Yah namanya juga publisitas privat, diary blog, seprivat apapun, asal
udah ditampilin, mau (gak yakin klo) nggak mau, kita pasti akan mendapatkan
sesuatu. Nayar menyebutnya Augmentation, minimal orang lain bisa baca, terlepas
bentuk responsnya). Syukur saya dibayar layak nulis blog (siapa sih yang kagak mau ekses begini, selama halal)
Boleh dibilang klo uda ditanggap, bisa jadi kita pengen orang tau tulisan
kita. Dan bakal memberi tanggapan, setidaknya balik lagi mereka bakal baca, komen
bisa jadi positif, pedes juga bisa (pengalaman pribadi). Klo ga mau ditanggapi
share di diary pribadi aja.
Buku TERKADANG (walaupun tidak selalu) memberikan nuansa kedalaman yang
berbeda dari artikel dunia maya. Hal ini juga saya tangkep dari tulisan ini,
dari buku ini, saya baru ngeh, klo topik apapun bisa dijadikan subjek dalam
blog. Kisah cinta misalnya, bisa jadi jualan. Buku ini merujuk blog sexy Indian bitch (kebeneran lagi insaf jadi blom niat buka, klo pembaca yang budiman
pengen buka kasih tau saya wkwkwkkwkw), dalam blog ini orang bisa berbagi
pengalaman cinta dan turunannya. Kebenaran buku ini ngebahas soal pengalaman seorang wanita yang tertarik
pada dua pria dalam rentang waktu yang sama, Dengan kombinasi bebagai pengalaman
penulis blog ini dan komentar yang terbentuk, Blog ini kemudian menjadi tempat
berbagi cerita cinta, kehidupan, dan hasrat seksual dalam berbagai bentuk yang
terkadang diluar akal saya (berani bikin komen begini padahal blom baca
wkwkwkwkkw). Nayar bilangnya out-law. Mungkin juga ada yang menghakimi,
mendukung, atau netral. Sekali lagi asam manis sebuah kontroversi (walaupun
tidak diniatkan untuk memancing kontroversi).
Dengan teknologi, semua tampak semakin personal. Hape, jaringan internet,
opini. Bahkan tema suatu tulisan-pun bisa jadi
personal sifatnya. Bahasa kerennya apparageist (inilah yang saya maksud
istilahnya rada jelimet pada awalnya).
Ngomong-ngomong saya kok ngerasa tulisan saya hari ini agak kurang fokus
ya? Whatever yang penting publisitas privat.
nah..bener!tulisan mu kurang fokus can..tapi bagiku itu manusiawi..kamu nulis..tapi yang ada di otak lebih dari apa yang bakal kamu tulis..sering banget tu kaya gtu..hehe
ReplyDelete